EmitenNews.com - PT Harum Energy (HRUM) mendapat restu pemecahan nilai nominal saham alias stock split. Peretasan nominal saham ditetapkan dengan rasio satu banding lima. Artinya, setiap pemegang satu saham lawas dengan nominal Rp100, akan bertransformasi menjadi lima saham bernominal Rp20.


Itu merupakan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 11 Mei 2022. Keputusan itu, didukung 2,22 miliar pemegang saham alias 99,99 persen. Dan, hanya sekitar 500 saham tidak setuju.


Anggaran dasar (AD) berubah menyusul persetujuan stock split tersebut. Modal dasar Rp1 triliun, terbagi atas 50 miliar saham masing-masing bernominal Rp20, dari semula 10 miliar lembar dengan nominal Rp100.


Nah, dari modal dasar itu, telah ditempatkan dan disetor 27,03 persen atau sejumlah 13,51 miliar saham dari semula 2,7 miliar lembar dengan nominal Rp270,36 miliar. Sekadar informasi, pada kuartal I-2022 Harum Energy mencatat laba bersih USD62,807 juta atau melonjak 264,7 persen  dibanding periode sama tahun lalu USD17,689 juta. 


Laba per saham naik menjadi USD0,02391 dari fase sama tahun lalu USD0,00697. Lonjakan laba itu, ditopang pendapatan naik 166,6 persen menjadi USD152,17 juta. Penjualan ekspor batu bara mencapai USD149,38 juta atau melambung 181,1 persen dibanding periode sama tahun lalu hanya USD53,6 juta. 


Perseroan juga meraih laba entitas asosiasi USD11,913, atau melesat 2.150.285 persen periode sama tahun lalu USD554. Setoran laba  itu dari Nickel Mines Limited (NIC) dengan porsi kepemilikan 6,46 persen. Laba NIC diprediksi mencapai USD60,32 juta, dan bagian laba USD3,98 juta.


Namun pendapatan sewa alat berat anjlok 42,36 persen menjadi USD966,4 ribu. Pendapatan sewa jalan pengangkutan juga turun11,7 persen jadi USD933,56 ribu. Sementara pendapatan sewa time, freight dan Voyage charter tumbuh  10,59 persen menjadi USD891,24 ribu. (*)