EmitenNews.com -PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN mengungkapkan telah merealisasikan belanja modal ( capital expenditure / capex ) sebesar USD132 juta.

Dari jumlah itu, pemakaiannya 57% untuk usaha hilir beserta lainnya. Sementara sisanya untuk kebutuhan usaha di bidang hulu.

"Beberapa proyek yang menyerap pemakaian modal tersebut, di antaranya gasifikasi kilang minyak Pertamina melalui Pipa Gas Senipah - Balikpapan, jaringan gas kota (jargas) dan revitalisasi terminal LNG Arun," kata Direktur Utama PGAS Arief Setiawan Handoko, Rabu (29/11/2023).

Pipa Senipah - Balikpapan telah terpasang 76 km dari target 78 km. Proyek ini merupakan bagian kontribusi sinergi PGN di Pertamina dalam mendukung kegiatan operasi Refinary Unit V Balikpapan. Pipa yang akan dibangun memiliki diameter 20 inch dan dimulai sejak 2022.

Sebagai dukungan terhadap pemerintah menjalankan proyek strategis nasional, pembangunan jargas yang dibiayai PGAS telah dilaksanakan di 37 kota/kabupaten dengan berbagai moda transportasi. Pembangunan yang telah terselesaikan sebanyak 102.354 sambungan rumah.

Upaya revitalisasi aset Terminal LNG Arun dilaksanakan sehubungan upaya menangkap potensi pasar LNG Asia yang sangat menarik. Tangki yang tidak teroptimalkan akan dimodifikasi sehingga kapasitas dengan desain 127.000 m3 dapat beroperasi kembali ke depannya.

Adapun proyek ini sekarang dalam tahap mencari mitra kerja untuk pekerjaan EPC.

PGAS juga akan terus aktif berkontribusi dan memanfaatkan peluang pencapaian target Net Zero Emission melalui pengembangan biometana. Proyek ini merupakan upaya menjaga keberlanjutan bisnis gas bumi PGN yang memanfaatkan limbah sawit.

Potensi permintaannya sejauh ini dapat mencapai 5,2 MMSCFD. Sejauh ini proyek masih dalam proses penyusunan  Front End Engineering Desain  ( FEED ).

Sementara itu, menjelang akhir 2023, perseroan menjalankan kebijakan strategis untuk menambah portofolio pelanggan baru demi mencapai target volume pengelolaan gas bumi. Upaya diversifikasi usaha didorong melalui peran anak perusahaan sehingga target pertumbuhan pendapatan konsolidasi dapat diperoleh melalui bisnis lain.

Selanjutnya, pengelolaan biaya secara optimal dilakukan namun tanpa mengurangi aspek keamanan dan kehandalan kegiatan usaha dan PGN juga memastikan memiliki tim kerja yang handal melalui pengembangan kompetensi dan implementasi HSSE untuk kenyamanan bekerja.

"PGN menjalankan  Customer Acquisition  guna mencapai penambahan pengelolaan volume gas bumi melalui penambahan pelanggan baru, penyediaan infrastruktur gas  beyond pipeline  (LNG & CNG retail) dan perluasan jargas rumah tangga untuk mendukung kebijakan pengurangan subsidi," ujar Arief.

"Sedangkan diversifikasi bisnis dikembangkan oleh anak perusahaan melalui pengembangan LNG Arun, proyek biomethane, dan optimasi WK Pangkah," imbuhnya.

Terkait pencapaian operasional, pengaliran gas bumi di bisnis transmisi sebesar 1.444 MMSCFD berhasil tumbuh sebesar 8%. Ini karena mengalirnya gas di Pipa Transmisi Gresik-Semarang.

Volume niaga gas bumi juga bertumbuh 5% atau menjadi 935 BBTUD, di mana jumlah pelanggan mencapai lebih dari 839 ribu dengan volume terbesarnya dari pembangkit listrik, industri kimia, keramik, makanan dan pupuk.

Salah satu sebab peningkatan volume niaga karena rerata harga gas yang dijual PGN memang sangat kompetitif bila dibandingkan bahan bakar lain seperti HSD (setara USD 41,18/MMBTU), LPG 12 kg (setara USD 26,20/MMBTU) atau MFO (setara USD 33,74/MMBTU).

Portofolio usaha lain yang dilaksanakan anak perusahaan beberapa yang mencapai pertumbuhan kinerja adalah transportasi minyak sebesar 42,9 MMBOE atau bertumbuh 400% karena penyaluran minyak melalui pipa Rokan. Kemudian pada regasifikasi LNG terdapat kenaikan 21% menjadi 158 BBTUD karena adanya kenaikan permintaan di LNG Hub Arun.