EmitenNews.com -Indonesia Corporate Secretary Association (ICSA) berkolaborasi dengan Olahkarsa menggelar "The 2nd Good Corporate Governance (GCG) International Conference on ESG." Kegiatan ini berlangsung pada Selasa dan Rabu (20-21/2), bertempat di Hotel Mandarin Oriental Jakarta dan Gedung Bursa Efek Indonesia.

Mengusung tema “ESG in Corporate Governance for Corporate Sustainable Growth”, ICSA bersama Olahkarsa berupaya mendorong peran Sekretaris Perusahaan untuk menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan melalui penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG). ICSA dan Olahkarsa berkolaborasi menghadirkan forum ini untuk mengembangkan pendekatan strategis terhadap tata kelola bisnis yang selaras dengan visi pembangunan berkelanjutan.

Dalam forum ini, hadir narasumber yang berasal dari latar belakang pelaku bisnis, akademisi, pemerintahan, hingga asosiasi bisnis yang berasal dari dalam dan luar negeri. Mereka membawakan tema yang sangat relevan dengan dinamika bisnis saat ini, mulai dari wawasan mengenai bisnis berkelanjutan, cara mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam tata kelola bisnis, digitalisasi untuk mendorong bisnis berkelanjutan, hingga inisiatif best practice keberlanjutan yang telah diterapkan di perusahaan mereka.

Co-Founder & CEO Olahkarsa, Unggul Ananta menjelaskan, ESG saat ini telah menjadi fokus bagi dunia bisnis dari berbagai sektor. Banyak perusahaan di seluruh dunia telah mengakui bahwa ESG bisa menjadi “long term value creation” bagi bisnis. Internalisasi ESG dalam tata kelola bisnis dapat mempengaruhi posisi dan kinerja bisnis dalam jangka panjang.

“Sejalan dengan hal tersebut, kami memandang bahwa konsep ESG perlu terus digalakkan, dipahami, dan diimplementasikan dalam tata kelola bisnis di berbagai sektor, sebagai langkah mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Unggul.

Sementara, Ketua Umum ICSA, Katharine Grace menuturkan, dalam upaya mendorong adopsi ESG dalam tata kelola bisnis, pihaknya melihat peran strategis yang dimiliki oleh profesi Sekretaris Perusahaan.

“Forum ini diharapkan dapat menjadi platform dan media dialog untuk mendorong konsensus tentang peran sekretaris perusahaan dalam mempromosikan keselarasan bisnis dan pembangunan berkelanjutan melalui ESG. Sehingga sekretaris perusahaan, sebagai fungsi yang menjembatani antara perusahaan dengan pemangku kepentingan memiliki peran penting dalam mengawal dan mendorong perusahaan mengimplementasikan ESG dari segi strategi dan implementasi,” ujarnya.

Katharine Grace juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini, terutama para sponsor meliputi PT Golden Energy Mines Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Astra International Tbk, dan PT Bank Permata Tbk.

“Terima kasih kepada setiap partisipan khususnya para sponsor yang telah mendukung acara ini. Semoga kita semua mendapat banyak pelajaran dan pengetahuan dari acara konferensi hari ini,” tambahnya.

Direktur Eksekutif World Business Council For Sustainable Development (WBCSD) Asia Pacific, Joe Phelan yang juga menjadi narasumber dalam forum ini menjelaskan, saat ini sustainability tidak lagi bersifat “voluntary” namun telah menjadi “mandatory” bagi pelaku bisnis di seluruh dunia. Ia pun mengimbau kepada perusahaan di Indonesia untuk segera mengadopsi ESG dalam tata kelola perusahaan mereka.

“Kemampuan sebuah perusahaan untuk menampilkan performa keberlanjutan perlu selaras antara top hingga ke bottom management. Untuk merealisasikan hal ini, dibutuhkan orang-orang yang memiliki hati untuk bergerak mewujudkan sustainability. Akuntabilitas ini perlu didukung oleh oleh pemerintah melalui regulasi dan juga organisasi lain seperti GRI,” ujarnya.

Di hari kedua, setelah konferensi dan forum multi stakeholder di hari pertama, acara dilanjutkan dengan Talk Show Overview from Regulator Perspective oleh IDX dan OJK, serta ASEAN Panel Discussion Update on ESG yang bertempat di Main Hall IDX. Di penghujung acara, para peserta diajak untuk mengikuti sharing session terkait implementasi ESG dari PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan yang memiliki ESG Risk Rating peringkat 1 dunia dalam sub industri Integrated Oil and Gas by Sustainanalytics.