IHSG Berpotensi Menguat, Intai Gerak Saham BUKA dan GOTO

IHSG menyentuh leel tertinggi atau ATH pada perdaganagn awal tahun 2024. Foto/Rizki EmitenNews.com
EmitenNews.com - Pada perdagangan Rabu (29/5), Bursa Wallstreet ditutup melemah. Lonjakan yield US Treasury 10 Year di atas level 4,6 persen mendorong kekhawatiran akan penurunan suku bunga AS. Selain itu pelaku pasar menanti rilis data inflasi PCE AS.
Bursa saham Asia ditutup mayoritas melemah seiring kembali naiknya imbal hasil US Treasury Yield dan penantian rilis data inflasi PCE AS. Harga minyak mentah ditutup melemah setelah data persediaan minyak mentah AS turun sekitar 6,5 juta barel.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan Rabu (29/5), saham pemberat BREN (-10%), BBCA (-1.61%), BBRI (+2.65%), dan BMRI (-2.52%). Asing mencatatkan Nett Sell 1662 Milyar.
“Diperkirakan hari ini Kamis (30/5) IHSG berpotensi menguat dengan range 7100-7300 sektoral yang dapat diperhatikan Techno, Energy dan Petrochemical,” kata Dimas Wahyu Analis Bahana Sekuritas.
PTRO Berada di Bottoming Area berpotensi terjadi penguatan • Area beli terbaik pada range 6750- 7000 • Stoploss jika Closing dibawah level 6500.
BUKA Berhasil Rebound dari Bottoming Area berpotensi terjadi penguatan • Area beli terbaik pada range 130- 135 • Stoploss jika closing dibawah level 125.
TPIA Terbentuk Bull Flag berpotensi melanjutkan penguatan • Area beli terbaik pada range 9000- 9500 • Stoploss jika closing dibawah level 8850.
GOTO Terbentuk Throwback berpotensi terjadi penguatan • Area beli terbaik pada range 68-73 • Stoploss jika Closing di bawah level 65.
CUAN Berhasil Rebound dari Bottoming Area berpotensi terjadi penguatan • Area beli terbaik pada range 7500- 8000 • Stoploss jika Closing di bawah level 6600.
Related News

Dapat Tambahan Kuota FLPP, BTN Perluas Akses Rumah Layak bagi Rakyat

Periksa! Ini 10 Saham Top Losers dalam Sepekan

Cek! Berikut 10 Saham Top Gainers Pekan Ini

Surplus 3,37 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp13.599 Triliun

1,42 Juta Wisman Kunjungi Indonesia pada Juni, Naik 8,42 Persen

Produksi Kemasan Nasional Diprediksi Tembus Rp105 Triliun di 2025