EmitenNews.com -Bank Indonesia (BI) memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuannya (fed fund rate/FFR) pada semester II 2024. Mengingat pengaruh signifikan ekonomi AS terhadap ekonomi global, kebijakan The Fed menjadi acuan bagi bank sentral negara lain, termasuk BI.

"Kami memperkirakan penurunan fed fund rate terjadi di semester II, dengan total penurunan 50 basis poin," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Desember 2023 di Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Meskipun BI memproyeksikan penurunan 50 basis poin, pasar keuangan menunjukkan kemungkinan penurunan hingga 75 basis poin pada tahun 2024. Keputusan The Fed akan sangat bergantung pada kondisi perekonomian AS.

Perry menjelaskan bahwa The Fed akan menetapkan kebijakan suku bunga acuan tanpa menghambat laju ekonomi AS. Oleh karena itu, fed fund rate kemungkinan akan dipertahankan pada semester I 2024 dan baru diturunkan pada semester II 2024.

Selanjutnya, Stocknow.id memproyeksikan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini (22/12/2023) akan bergerak melemah terbatas dengan menguji level Support di 7.158 dan Resistancenya di level 7.237. Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada hari ini sebagai Swing Trade, yaitu ERAA, SGER, HUMI, dan BULL.

IHSG diprediksi melemah pada hari ini (22/12/2023) karena beberapa sentimen global dan regional yang terjadi, diantaranya yaitu, pasca perilisan data suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), pasar saham Indonesia tidak merespon positif yang dapat dilihat dari pergerakan saham-saham perbankan yang stagnan pada perdagangan kemarin (21/12). Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa para pelaku pasar sebenarnya tidak terlalu melihat bagaimana BI menggerakkan suku bunga pada Desember 2023 ini.

Sementara itu, dikhawatirkan akan adanya aksi Taking Profit pada hari ini menjelang libur Natal hingga tanggal 26 Desember. Hal ini tentu saja dapat membuat pasar saham menjadi lebih sepi dibandingkan hari sebelumnya, serta penurunan yang tidak signifikan pada hari ini.

Dari segi teknikal, IHSG membentuk candlestick Pinbar yang sebenarnya berpotensi kuat untuk IHSG mengalami kenaikan secara teknikal. Tetapi, jika melihat indikator Stochastic, sepertinya Chart IHSG akan mengalami koreksi terlebih dahulu dengan menguji Support Dynamicnya pada MA 10.

Selanjutnya, Stocknow.id merekomendasikan strategi trading pada saham-saham dibawah ini:

Kami merekomendasikan swing saham ERAA pada harga 420, dengan TP1 di 434, TP2 di 442, dan SL di 408. Selanjutnya, ada SGER (Spec Buy) di harga 1970, dengan TP1 di 2040, TP2 di 2080, dan SL di 1910.

Selanjutnya dari Fast Trade ada, HUMI di harga 171, dengan TP1 di 177, TP2 di 184, dan SL di 165. Terakhir ada BULL di harga 141, dengan TP1 di 146, TP2 di 149, dan SL di 137.