EmitenNews.com - Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup bervariasi. Dow Jones menguat 91 poin (0,26 persen) pada level 34.391, S&P 500 bertambah 7 poin (0,16 persen) menjadi 4.359, Nasdaq terkoreksi 34 poin (0,24 persen) ke level 14.512, dan EIDO naik 0,20 poin (0,95 persen) ke posisi 21,17. 


Dow Jones dan S&P 500 berhasil membukukan penguatan, sedang Nasdaq berakhir di zona merah. Fluktuasi yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun menjadi sentimen utama mempengaruhi pergerakan indeks. Pada awal perdagangan Rabu waktu setempat, yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun sempat turun ke bawah level 1,5 persen.


Namun, menjelang siang kembali bergerak naik ke posisi 1,54 persen, dan mencatat kenaikan intraday tertinggi di kisaran 1,56 persen. Sehari sebelumnya, yield membukukan kenaikan cukup signifikan ke posisi 1,57 persen, dan membuat saham sektor teknologi padat modal mengalami tekanan jual signifikan. 


Sementara itu, investor juga masih mencermati perkembangan dari Washington mengenai pembahasan anggaran, dan batas utang pemerintah. Menteri Keuangan Janet Yellen memberi tahu juru bicara kongres Nancy Pelosi, pihaknya hanya punya waktu sampai 18 Oktober untuk memutuskan apakah menaikkan batas utang atau menunda pemberlakuan batas utang agar dampak buruk terhadap perekonomian AS bisa dihindari.


Menurut Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas penguatan sebagian besar indeks Wall Street, harga komoditas CPO, dan batubara akan menjadi sentimen positif indeks harga saham gabungan (IHSG). Apalagi, tren kasus baru Covid-19 terus turun akan menjadi tambahan sentimen positif pasar. Indeks akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan support level 6.100, dan resistance level 6.230. 


Sejumlah saham laik beli antara lain BBRI support Rp3.700, resisten Rp3.780, RALS support Rp670, resisten Rp710, TINS support Rp1.500, resisten Rp1.560, dan BTPS support Rp3.330, resisten Rp3,410. (*)