EmitenNews.com - Sejumlah pemegang saham menyetor modal Panorama Sentrawisata (PANR) Rp51,98 miliar. Itu setelah mengeksekusi right issue perseroan sebanyak 130.014.853 helai alias 130,01 juta eksemplar. Transaksi dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp400 per lembar. 

Transaksi berkala itu telah dituntaskan pada 9 & 18 Januari 2024. Eksekutor right issue perseroan itu terdiri dari dua komisaris, dua direksi, dan satu pengendali. Pengendali perseroan yaitu Panorama Tirta Anugerah (PTA). PTA diketahui menyapu 82.963.100 lembar Rp400 per saham sejumlah Rp33,18 miliar. 

Selanjutnya, dua komisaris melibatkan Dharmayanto Tirtawisata menyerok 9,357.800 helai dengan harga Rp400, sejumlah Rp3,74 miliar, dan Satrijanto Tirtawisata borong 14.650.800 helai Rp400, sebesar Rp5,86 miliar.

Terakhir, eksekusi dilakukan dua direksi yaitu Ramajanto Tirtawisata membeli 11.324.453 lembar seharga Rp400, senilai Rp4,52 miliar, dan Budijanto Tirtawisata menjala 11.718.700 helai Rp400, sebesar Rp4,68 miliar. ”Transaksi mengambil porsi right issue perseroan,” tutur Ahmad Bangun Sadewa, Corporate Secretary Panorama Sentrawisata. 

Sekadar informasi, Panorama menggeber right issue senilai Rp75 miliar. Itu dengan melepas 187.500.000 saham baru pada harga pelaksanaan Rp400 per lembar. Saham baru itu, dibalut dengan nilai nominal Rp50.

Rasio right issue ditetapkan 32:5. Artinya, Setiap pemegang 32 saham lawas dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 4 Januari 2024 pukul 16.00 WIB mempunyai 5 hak memesan saham efek terlebih (HMETD). Di mana, setiap 1 HMETD berhak mengeksekusi saham baru dengan harga Rp400.

Dana hasil right issue, sebesar Rp7,5 miliar akan digunakan untuk pembayaran utang bank perseroan, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan dalam pelaksanaan kegiatan usaha. Sebelumnya, perseroan mengaku akan melunasi utang Rp126 miliar kepada Bank Negara Indonesia (BBNI). Pelunasan dilakukan supaya biaya bunga tidak makin membiak. Sumber dana pembayaran diambil sekitar 30 persen dari hasil right issue. 

Pembayaran utang dilatari dan diikuti alasan untuk menurunkan biaya bunga sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perseroan. Tepatnya, debt equity ratio akan mengalami penurunan. Selanjutnya, net income akan menanjak menyusul biaya bunga turun. 

Selanjutnya, sekitar 50 persen atau Rp37,5 miliar dari hasil right issue untuk pengembangan market dan e-distribusi channel untuk perseroan, dan anak usaha. Tepatnya, pengembangan pasar berkelanjutan bidang wisata/leisure/bisnis/MICE untuk pasar domestik, dan pasar mancanegara. Perluasan e-distribusi channel dan omni-channel (offline dan/atau online).

”Pengembangan market, dan e-distribusi channel tersebut akan dimulai pada pertengahan tahun 2024, dan diharapkan akan terlihat kontribusinya pada pendapatan, dan laba perseroan pada pengujung tahun 2025,” tegas manajemen Panorama Sentrawati. 

Kemudian, sisa 20 persen atau Rp15 miliar dari hasil right issue untuk modal kerja. Modal kerja tambahan diperlukan untuk mendukung pengembangan pasar, untuk pertumbuhan bisnis pada 2024, dan tahun-tahun selanjutnya. Penggunaan dana untuk modal kerja untuk kegiatan usaha perseroan dan/atau entitas anak antara lain sebagai berikut.

Misalnya, pembelian persediaan, kegiatan pemasaran, dan kegiatan operasional lainnya. Modal kerja akan menggunakan dana sisa right issue apabila seluruh rencana penggunaan dana untuk pengembangan usaha, dan pembayaran utang telah terpenuhi. (*)