EmitenNews.com — Indeks saham di Asia pagi ini Kamis (28/4) di buka naik setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir variatif (mixed) dengan S&P 500 dan DJIA menguat sementara NASDAQ turun ke level terendahnya di tahun 2022 ini.
Investor melakukan aksi beli sehari setelah penurunan tajam (buy the dip) sambil mencerna rilis laporan keuangan 1Q22 dari sejumlah perusahaan di sektor Teknologi (Microsoft, Alphabet) yang keluar beragam (mixed). Selain itu, investor juga mengantisipasi lanjutan rilis laporan keuangan dari sejumlah perusahaan besar seperti Twitter, Apple dan Amazon nanti malam.
Secara tahun berjalan (Year-To-Date), NASDAQ telah anjlok 20.2%dan S&P 500 terpangkas 12.4%.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik menjadi 2.82% dari 2.77% di tengah antisipasi investor atas kenaikan suku bunga acuan. Investor menunggu kejelasan seputar pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS (Federal Reserve) minggu depan untuk memerangi inflasi dengan cara memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Hari ini Pemerintah AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi (PDB) 1Q22 dengan PDB di prediksi akan tumbuh dengan laju paling lambat sejak pertengahan 2020. Tekanan pada rantai pasok global, lonjakan inflasi AS serta gangguan dari perang di Ukrania akan membebani laju pertumbuhan. PDB AS di proyeksikan hanya tumbuh 1.0% Q/Q di 1Q22, melambat dari ekspansi 6.9% Q/Q di 4Q21.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah bergerak naik di picu oleh kekhawatiran mengenai ketatnya pasokan minyak global, terutama seteah Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak AS minggu lalu hanya bertambah 692,000 barel, lebih rendah dari ekspektasi sementara cadangan BBM turun ke level terendah sejak Mei 2008.
Mengutip pada riset harian Phillip Sekuritas, Kamis (28/4/2022). Dari sisi makroekonomi, hari ini investor di Asia menantikan pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ).
PTRO Short Term Trend : Bullish, Medium Term Trend : Bullish , Trade Buy : 2880, Target Price 1 : 2990, Target Price 2 : 3040, Stop Loss : 2770
DOID Short Term Trend : Bullish, Medium Term Trend : Bullish, Trade Buy : 535-540, Target Price 1 : 600, Target Price 2 : 635, Stop Loss : 475
Related News

Mulai Maret Tunjangan Guru ASN Daerah Langsung ke Rekening Penerima

Bahlil Akan Minta Petunjuk Presiden Soal Izin Tambang ke Pesantren

Sektor IKFT Diproyeksikan Beri Kontribusi Rp46,09 Triliun di 2029

BRI Hadirkan Fitur Baru di BRImo, Mudik Kapal Antarpulau Makin Mudah

Pergerakan Masyarakat Mudik Lebaran Diprediksi Capai 146,4 Juta Orang

Sambut Libur HBKN, Program BINA Lebaran 2025 Kembali Digelar