EmitenNews.com - Indosat (ISAT) mengalihkan pusat data senilai Rp2,62 triliun. Aset tersebut dialihkan kepada PT Starone Mitra Telekomunikasi (Satrone). Transaksi pengalihan tersebut telah diteken pada 18 Desember 2023. 


Starone, salah satu perusahaan terafiliasi perseroan dengan kepemilikan saham 25 persen. Lalu, 75 persen porsi saham Starone dikuasai oleh BDX Asia Data Center Holdings Pte Ltd (BDX Asia). Nilai pengalihan aset data center itu terdiri dari beragam kerangka perjanjian.


Misalnya, FRA alias pelaksanaan perjanjian, ATA atau pengalihan aset, MARA atau penyewaan aset, MSA alias layanan induk, dan DCMC atau kontrak manajemen pusat data. Sedang perjanjian sewa properti pusat data alias MPLA pada 18 Desember 2023 bernilai Rp12,047 miliar per tahun sepanjang 14 tahun.


Pengalihan aset pusat data milik perseroan, terdiri dari serangkaian aset-aset bergerak, perangkat lunak, informasi relevan, catatan-catatan, dokumen-dokumen, know-how, metodologi-metodologi, protokol-protokol dan teknik-teknik, atau dokumen-dokumen lain berhubungan dengan aset-aset itu.


Pengoperasian berlokasi di beberapa lokasi pusat data Indonesia, dan sebelumnya digunakan perseroan untuk menyediakan layanan pusat data untuk keperluan internal. Kemudian, pengaturan antara perseroan, BDx, dan SMT sehubungan dengan pengoperasian aset pusat data, penyediaan layanan pusat data setelah pengalihan aset sebagaimana diatur dalam dokumen-dokumen operasional. 


Menyusul pengalihan aset tersebut, Starone diharap dapat mengembangkan bisnis, dan memperoleh manfaat dari memiliki jejak bisnis seluruh Indonesia. ”Dengan memiliki 25 persen saham Starone, perseroan diharap memperoleh nilai tambah dalam jangka panjang,” tegas manajemen Indosat. (*)