EmitenNews.com - Industri tekstil dan produk tekstil atau TPT merupakan salah satu sektor prioritas dalam peta jalan pembangunan industri nasional. Sektor ini juga menjadi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini terlihat dari kinerja pada triwulan I tahun 2025, dimana sektor industri TPT mencatat pertumbuhan sebesar 4,64 persen. Sepanjang Januari hingga April 2025 nilai ekspor industri TPT mencapai USD3,38 miliar, meningkat 3,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza memaparkan saat ini, sektor TPT menyerap lebih dari 3,76 juta tenaga kerja, atau sekitar 19,18 persen dari total tenaga kerja di sektor manufaktur nasional.

"Guna semakin meningkatkan daya saing industri TPT nasional yang berkelanjutan, Kemenperin telah menyiapkan lima kebijakan strategis," ungkapnya pada peletakan batu pertama PT Xinhai Knitting Indonesia di Brebes, Jawa Tengah, Jumat (11/7).

Pertama, penggunaan bahan baku ramah lingkungan dan pemisahan pasar untuk produk TPT daur ulang. Kedua, efisiensi penggunaan air, energi, dan bahan kimia. Ketiga, penguatan praktik ekonomi sirkular. Keempat, pemberian insentif bagi industri hijau. Dan, kelima, implementasi proyek percontohan untuk daur ulang tekstil pasca-konsumsi.

Wamenperin juga menambahkan bahwa Kemenperin terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, termasuk mendorong kolaborasi antara investor, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan vokasi, terutama di wilayah industri baru seperti Brebes, guna menyiapkan SDM industri yang kompeten.

“Saya bangga karena pabrik ini sudah menunjukkan komitmen nyata terhadap penerapan energi baru terbarukan, dan telah merancang sistem pengolahan limbah sesuai standar industri hijau. Ini menjadi langkah penting dalam menciptakan industri tekstil berdaya saing dan berkelanjutan,” ungkap Faisol.(*)