EmitenNews.com—Menaikkan suku bunga akan menaikkan biaya pendanaan korporasi Indonesia dan mungkin membuat mereka lebih sulit untuk membiayai kembali utang yang ada, kata Fitch Ratings. Kami perkirakan beban bunga yang lebih tinggi untuk korporasi Indonesia akan mengurangi median EBITDA interest coverage menjadi sekitar 5,6x pada tahun 2023 dari 6,5x pada tahun 2022.
Mengutip dari riset yang dikeluarkan oleh Fitch Ratings pada bulan Desember, tertera Bank Indonesia meningkatkan suku bunga acuannya sebesar 175bp sejak Juli 2022, dan kami memperkirakan kenaikan lebih lanjut pada tahun 2023 untuk mengendalikan inflasi . Inflasi sedikit menurun menjadi 5,42% pada November 2022 dari puncaknya sebesar 5,95% pada September 2022, level tertinggi sejak 2016. Korporasi Indonesia pada akhirnya dapat membebankan biaya utang yang lebih tinggi kepada pelanggan akhir, menambah inflasi.
Efek kekayaan dari penjualan komoditas utama Indonesia, seperti batu bara dan minyak sawit mentah (CPO), juga akan mereda seiring turunnya harga. Kami yakin hal ini akan menghambat daya beli konsumen Indonesia, menambah tantangan yang akan dihadapi korporasi Indonesia di tahun 2023. Meskipun demikian, kami berharap pemerintah akan terus mendukung konsumsi melalui kebijakannya karena merupakan penyumbang PDB terbesar.
Kami yakin sebagian besar emiten Indonesia akan mampu menghadapi lingkungan operasi yang penuh tantangan pada tahun 2023. Per 15 November 2022, lebih dari 85% emiten yang diperingkat pada skala internasional dan nasional memiliki Outlook Stabil dan Positif.
Related News

Badan Pangan Ajak DPR Awasi Distribusi Bantuan Pangan Beras Lanjutan

BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 Persen

Program Magang Nasional Terbuka untuk Swasta dan BUMN

BTN Siap Gas Dukung Hunian Indonesia-Qatar

Pemerintah Kantongi Rp10 Triliun dari Lelang Sukuk Negara, Selasa

Atasi Kekurangan BBM, Bahlil Minta SPBU Swasta Gandeng Pertamina