Inilah Emiten yang Memiliki Relasi dan Mungkin Terdampak Implementasi Bursa Karbon
Berbicara mengenai BREN yang akan IPO, 66.67% dari Saham BREN dimiliki oleh holding BRPT (Barito Pacific) yang merupakan milik Prajogo Pangestu.
Hal yang unik, PGEO dan BRPT sudah mencatatkan pendapatan dari carbon credit (PGEO, FY2022 USD 747k & BRPT, FY2022 USD 3,573k).
KEEN dan ARKO: Kencana Energy & Arkora Hydro merupakan duo perusahaan yang memiliki portofolio PLTA. Selain itu, KEEN juga memiliki PLT Biomassa dan Solar Panel.
UNTR masuk ke ARKO (26%) melalui anak usahanya yaitu Energia Prima Nusantara yang adalah holding Energi Terbarukan dari UNTR dan Astra Group.
Kemudian, TEPCO yang merupakan raksasa PLT asal Jepang menggenggam kepemilikan 25% di KEEN.
WOOD dan SULI: Perusahaan yang menjual olahan kayu dan timber yaitu Integra Indocabinet dan SLJ Global (Dahulu Sumalindo Lestari) juga mulai masuk ke dalam perdagangan karbon.
WOOD memiliki hph konsesi sejumlah 163,425 ha dan SULI dengan jumlah 624,725 ha.
Hal yang menarik dari SULI adalah per akhir Bulan Juli 2023 kemarin terjadi peralihan Crossing nominee, dimana pengendali SULI yang baru adalah Natureverse Inc, sebuah perusahaan yang beralamatkan di Singapura, perusahaan climate solution yang bergerak di bidang pengembangan proyek Solusi berbasis Alam yang menghasilkan Pengurangan Emisi Terverifikasi berkualitas tinggi bagi perusahaan dan individu.
MUTU Emiten jasa TIC ini memiliki keunikan yang bergerak di sektor bidang Verifikasi Gas Rumah Kaca. Verifikasi atau validasi Gas Rumah Kaca (GRK) adalah kegiatan untuk melihat kesesuaian upaya yang telah dilakukan terhadap pengurangan dan penurunan emisi dari kegiatan yang dilakukan.
Related News
Prabowo - Putra Mahkota MBS Telpon Bahas Pembangunan Kampung Haji
Picu Bencana Sumatera, Kemenhut Segel Tiga Entitas di Tapanuli Selatan
Dua Kontainer Ekspor Udang Bersertifikat Bebas Cs-137 Lolos di AS
Polisi Tangkap Dirut Terra Drone, Jadi Tersangka Kasus Kebakaran
OTT ke-8 KPK 2025, Menjaring Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya
Bencana Longsor Kerap Landa Bandung Raya, Ini Solusi Gubernur KDM





