EmitenNews.com - PT Intraco Penta (INTA) bekerja ekstra merestrukturisasi utang sejumlah Rp2,3 triliun. Restrukturisasi utang diharap tuntas paling banter kuartal I-II 2022. Untuk kepentingan itu, perseroan akan mengoptimalkan aset non-core. 


Selain itu, Intraco Penta mencicil sisa utang sesuai waktu disepakati. Reorganisasi, dan penggabungan anak usaha lini bisnis alat berat, membentuk team recovery, dan collection untuk mempercepat tagihan piutang bermasalah. ”Saat ini, kami berkomunikasi secara intensif dengan kreditur utama, Bank Mandiri,” tutur Head of Finance Intraco Penta, Daniel Kusniadi, Selasa (28/12).


Per September 2021, pendapatan usaha Intraco Penta turun 22,08 persen menjadi Rp443,78 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp569,57 miliar. Rugi kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp196,48 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp168,15 miliar.


Total liabilitas Intraco Penta tercatat Rp4,19 triliun hingga 30 September 2021 dari periode Desember 2020 sejumlah Rp4,13 triliun. Defisiensi modal Rp1,46 triliun dari Desember 2020 Rp1,24 triliun. Total aset turun menjadi Rp2,72 triliun dari Desember 2020 sejumlah Rp2,88 triliun. 


Kas dan setara kas Rp54,47 miliar dari Desember 2020 senilai Rp37,79 miliar. Penjualan alat berat tumbuh 19 persen menjadi 200,9 unit dari periode sama 2020 di kisaran 169,2 unit. Nah, dari jumlah itu, penjualan alat berat mayoritas melesat antara lain sektor tambang naik 46 persen, sektor luar pertambangan meningkat 17 persen.


Mengenai belanja modal 2022, Intraco Penta mengklaim tengah dalam tahap finalisasi. Belanja modal tahun depan untuk peremajaan alat sudah berumur untuk disewakan. Setelah restrukturisasi berjalan baik diharap bantuan finansial dari institusi keuangan untuk mensupport kembali belanja modal Intraco Penta. (*)