EmitenNews.com - PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) telah menetapkan harga panwaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp 800 per saham. Ini merupakan harga tengah dari harga indikasi penawaran awal di kisaran Rp 775-975 per saham.

 

Berdasarkan prospektus terbaru Senin (15/11), Mitratel akan melepas sebanyak 22.920.512.000 atau setara dengan 27,63% saham baru melalui IPO. Jumlah ini  lebih sedikit dibanding target maksimal perseroan sebelumnya yang disampaikan dalam prospektus awal sebanyak 25.540.000.000 atau hampir 30% dari total modal ditempat dan disetor penuh setelah IPO.

 

Berdasarkan prospektus terbaru, perseroan menyiapkan sebanyak-banyaknya 2.619.487.000 saham tambahan atau 3,06% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO jika terjadi kelebihan permintaan pada penjatahan terpusat atau pooling allotment.

 

Sehingga, total dana IPO, jika jumlah saham tambahan terserap semua, mencapai Rp 20,43 triliun. Bersamaan dengan IPO ini, perseroan mengadakan program Employee Stock Allocation (ESA) sebanyak 25.000.0000 atau 0,11% dari saham IPO dan 112.000.000 atau 0,13% untuk program Management And Employee Stock Option Plan (MESOP).

 

Sehingga, jika seluruh saham tambahan terserap dan program ESA dan MESOP dilaksanakan, maka jumlah kepemilikan publik di saham Mitratel sebesar 29,78% dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi 70,06% dari sebelumnya 99,99%.


Mayoritas atau 90% dana IPO akan digunakan untuk membiayai belanja modal perseroan. Adapun dari total belanja modal itu, 56% diantaranya akan digunakan untuk akuisisi, baik akuisisi menara maupun produk teknologi.

 

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dan Government of Singapore Investment Corporation (GIC) bersedia menyerap saham IPO Mitratel.

 

ADIA dan GIC kabarnya akan berpartisipasi masuk sebagai investor biasa dengan total dana sekitar US$500-800 juta. Pada prospektus sebelumnya, manajemen Mitratel mengatakan, pihaknya akan membagikan dividen sebanyak-banyaknya 70% dari laba bersih setiap tahunnya mulai dari tahun buku 2021.


Kinerja Mitratel sepanjang Januari-Juni 2021 cukup menjanjikan. Laba bersih perseroan tumbuh 4,5 kali lipat atau mencapai 356% dari Rp 153,7 miliar menjadi Rp 700,7 miliar