EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons isu yang beredar mengenai kemungkinan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) akan go private di tengah tekanan finansial yang masih membelit dua emiten BUMN konstruksi tersebut.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menegaskan bahwa delisting bukan arah yang diharapkan regulator. Ia menilai opsi go private merupakan langkah paling akhir bagi perusahaan publik.

“Go private atau delisting itu adalah journey terakhir dari status perusahaan tercatat. Dari sisi regulator, fokus kami justru bagaimana perusahaan dapat mempertahankan status listing-nya. Delisting bukan harapan kami,” ujarnya dalam acara CEO Networking di Jakarta, Selasa (18/11).

Nyoman mengakui bahwa wacana go private memang pernah muncul dalam sejumlah diskusi, namun keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan masing-masing emiten. BEI, kata dia, justru mendorong perusahaan yang tengah menghadapi tekanan keuangan untuk mengambil strategi jangka panjang demi keberlanjutan bisnis.

“Menjadi perusahaan tercatat tidak mudah. Sekarang tinggal apa yang akan dilakukan perusahaan untuk menjaga kelangsungan bisnisnya,” tegasnya.

Isu potensi hengkangnya WIKA dan Waskita kembali mencuat setelah kondisi keuangan keduanya belum pulih. Waskita Karya tercatat membukukan rugi Rp3,17 triliun pada kuartal III/2025, lebih dalam dibanding rugi Rp3 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan juga terkoreksi menjadi Rp5,28 triliun dari sebelumnya Rp6,78 triliun secara tahunan. Hampir seluruh segmen usaha mengalami penurunan, termasuk jasa konstruksi yang merosot menjadi Rp3,76 triliun dari Rp4,75 triliun.