EmitenNews.com - PT Akulaku Silvrr Indonesia mempertebal kepemilikan saham di Bank Neo Commerce (BBYB). Teranyar, Akulaku Silvrr Indonesia memborong 1.603.200 lembar atau 1,60 juta saham Bank Neo. 


Menyusul transaksi itu, koleksi saham Akulaku Silvrr Indonesia di Bank Neo bertambah menjadi 25 persen atau 2.355.197.954 lembar. Mengalami lonjakan 0,02 persen dari sebelumnya 2.353.594.754 alias 24,98 persen.


Sebagai pengendali Bank Neo, langkah Akulaku Silvrr Indonesia menjadi kabar baik di tengah rencana perseroan untuk kembali menghelat right issue. Pada aksi itu, perseroan mematok dana taktis Rp5 triliun. Awalnya, right issue digelar pada kuartal I-2022, namun bergeser menjadi kuartal II-2022. ”Paling antara April-Mei 2022,” tutur Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, Sabtu (22/1). 


Pada hajatan right issue, selain Akulaku Silvrr Indonesia, sejumlah pemegang saham pengendali berkomitmen terlibat aktif untuk menyerap saham baru. Tepatnya, Akulaku Silvrr Indonesia, Gozco, dan Provident Group. 


Terkhusus Provident Group saham Bank Neo relatif kecil, di bawah 5 persen melalui sejumlah entitas. Misalnya, Provident Growth Fund II GP Ltd dengan kepemilikan 71,81 juta lembar atau 0,96 persen, dan Provident Advisor Ltd 40,71 juta saham alias 0,54 persen per akhir November 2021.


Pendiri Provident Group, yaitu Winoto Kartono, juga mengaveling saham Bank Neo atas nama pribadi. Komisaris Tower Bersama Infrastructure (TBIG), dan PT Merdeka Copper Gold (MDKA) itu, mengempit 120,4 juta lembar atau sederajat dengan 1,61 persen saham Bank Neo. ”Kami juga tengah intensif menjalin komunikasi dengan investor strategis baru,” imbuh Tjandra.


Sepanjang tahun ini, Bank Neo membidik penyaluran pinjaman digital atau digital lending mencapai Rp5 triliun. Itu sejalan dengan sejumlah terobosan untuk melengkapi ekosistem sebagai bank digital. Porsi pinjaman digital itu, meningkat menjadi 40-50 persen dari semula 10 persen.


Kondisi itu, menggerus pinjaman untuk pensiun ke level 10 persen dari skema awal 30-40 persen. Lalu, segmen Channeling berkurang menjadi 20-30 persen dari 30-40 persen. Kemudian, UMKM akan ditingkatkan menjadi 10-20 persen dari 10-15 persen. So, Tahun ini. Bank Neo memproyeksi penyaluran kredit melesat menjadi Rp10-12 triliun. (*)