Jangan Ganti Tidur Malam dengan Siang, Dengarlah Aktor Dunia Lain Ini

Aktor Harry Pantja. Dok. Kompas V.
EmitenNews.com - Hati-hati bagi siapa pun yang memiliki pola tidur yang berantakan. Jika selama ini terbiasa mengubah kebiasaan melek sampai pagi, atau nyaris tidak tidur pada malam hari, dan menggantinya di siang hari, hentikanlah. Kebiasaan buruk seperti itu, bakal memicu serangan stroke.
Itulah yang dibagikan Harry Pantja, aktor dan presenter Dunia Lain, seperti dikutip dari YouTube Hati ke Hati, Rabu (20/8/2025). Pria berkepala plontos itu menyebut kebiasaan pola tidur yang berantakan menjadi salah satu pemicu dirinya stroke.
Kegiatan syuting yang menuntutnya untuk aktif di malam hari, sampai dini hari, membuat Harry terbiasa menukar waktu tidur. Ia memulai suting malam, dan itu berarti selepas jam 17.00 sudah di lokasi.
Begitu malam, jam 00.00, baru mulai suting uji nyali, sampai pagi sebelum subuh. Dan itu terus berulang, selama Harry memandu acara yang tayang tengah malam di sebuah stasiun televisi swasta itu.
Saat itu, Harry tak pernah tahu bahwa kebiasaan menukar waktu tidur ternyata punya peran penting dalam mempengaruhi sistem kerja tubuhnya. "Saya baru tahu setelah sakit, itu tidak bisa digantikan. Tidur malam itu tidak bisa digantikan dengan tidur siang. Tidak bisa."
Parahnya lagi. Selain pola tidur Harry yang berantakan, sang istri, Imelda Laksmi, bercerita, pola makan dan gaya hidup juga turut berpengaruh. "Pola makan tidak teratur, makan sembarangan, terutama pola tidur berantakan."
Setelah serangan stroke pertama dan kedua terjadi, Harry juga tak disiplin dalam mengonsumsi obat. Akibatnya, Harry mengalami stroke untuk ketiga kalinya hanya dalam waktu sekitar tiga tahun.
"Mas Harry kan hipertensi, tidak boleh tidak minum obat, harus rutin. Mas Harry susah minum obat. Saya kalau ngingetin obat, pakai perang dulu," sambungnya.
Seperti ditulis Kompas, Harry mengakui ucapan istrinya. Dia memang menganggap remeh serangan stroke pertama dan kedua. "Emang saya agak keras, mungkin merasa diri kuat. Mungkin, saya jadi merasa, nanti akan kembali sembuh seperti stroke yang kesatu, kedua."
Dikutip dari Mayoclinic, masalah tidur memang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena stroke. "Ketika orang mengalami gangguan terkait tidur, seperti sleep apnea, mereka kurang tidur atau kualitas tidurnya buruk," kata Dr. Stephen English, ahli saraf vaskular Mayo Clinic.
Harry Pantja terkena stroke pertama pada tahun 2016. Saat itu, ia mengaku hanya mual, karena itu dia bahkan tak menyadari dirinya sedang terkena stroke, sampai dokter menjelaskan kondisi yang dialaminya.
Hanya dalam waktu setahun kemudian, 2017, serangan stroke kedua datang. Serangan penyakit ini terjadi saat Harry sedang berada di KRL. Saat itu Harry hanya merasa lemas di bagian tangan kanan, tapi semua anggota tubuh masih berfungsi normal.
Stroke ketiga menghampiri Harry pada tahun 2020. Ketika itu, setengah bagian tubuhnya tidak bisa berfungsi normal.
Kini Harry Pantja sudah pulih, dan merasa kesehatannya menjadi lebih baik. Ia membagikan pengalaman hidupnya itu, agar menjadi peringatan, dan pelajaran bersama, agar sebagai manusia, tidak boleh melawan kodrat. Beristirahatlah dengan benar. Tidur jika malam, dan beraktivitas pada pagi hari. ***
Related News

BNI wondrstage Guncang Dukuh Atas!

BTN Tegaskan Komitmen Perumahan di Momen Kemerdekaan RI ke-80

Kolaborasi Astra Group dan Kalla Toyota Kurangi Emisi

Indosat Tri Hadirkan AI Anti-Spam dan Anti-Scam

Lomba IYRC 2025 di Korea Selatan, Siswa MAN 4 Jakarta Raih Dua Medali

Investor Saham Pemula, Dengarlah Pengalaman Aktor Adrian Maulana