EmitenNews.com -PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) mencatat laba bersih Rp 953 miliar di tahun 2022. Angka ini naik 11,87% persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

 

"Untuk laporan keuangan 2022, seperti laporan keuangan yang telah kami serahkan ke IDX, laba bersih di Rp 953 miliar," kata Presiden Direktur Bentoel William Lumentut dalam paparan RUPST di Hotel Mercure, Jakarta, Senin (5/6/2023).

 

Selain itu,William juga menuturkan di tengah berbagai tantangan seperti kenaikan cukai rokok dan pandemi COVID-19, perseroan berhasil membukukan kenaikan laba kotor secara konsisten selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2020.

 

Terakhir pada 2022 ini perusahaan berhasil mencetak laba kotor sebesar Rp 1 triliun atau mengalami peningkatan 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

 

Meski begitu, perlu diketahui penjualan bersih perusahaan tercatat hanya sebesar Rp 6,76 triliun. Jumlah tersebut turun sekitar 19,60% atau sekitar Rp 1,65 triliun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2021).

 

"Tahun 2022 adalah tahun yang penuh tantangan bagi industri tembakau, kenaikan rata-rata cukai rokok sebesar 10% yang diumumkan pemerintah di mana pelaku usaha industri juga masih berusaha bangkit dari dampak yang ditimbulkan oleh covid-19 telah memberikan tekanan lebih besar terhadap seluruh pelaku usaha industri ini," kata Direktur Bentoel, Dinar Shinta.

 

"Di tahun 2022, penjualan bersih mengalami penurunan 19,60% menjadi sebesar Rp 6,76 triliun atau turun Rp 1,65 triliun dari tahun sebelumnya sebagai dampak dari penurunan industri secara keseluruhan," jelas Dinar.

 

Di luar itu, pada 2022 kemarin Bentoel juga berhasil melunasi seluruh utang perusahaan, baik utang jangka panjang maupun utang jangka pendek. Berkat itu perusahaan dapat menekan beban keuangan tahun ini. "Perseroan juga telah berhasil melunasi utang jangka panjang dan jangka pendek di 2022 yang berdampak terhadap penurunan beban keuangan," ungkap Dinar lagi.

 

Seperti diwartakan sebelumnya, PT Bentoel Internasional (RMBA) mematok go private tuntas tahun ini. Proses itu dipastikan tidak berdampak negatif pada kinerja perseroan. Proses perubahan status tersebut masih berlanjut.