EmitenNews.com—Bank digital di Indonesia, PT Bank Neo Commerce Tbk/BNC (BBYB), mengumumkan kinerja positif dengan membukukan laba dalam tiga bulan terakhir jelang Right Issue pada kuartal IV 2022.


BNC mencetak kenaikan atas pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar 11,05 persen menjadi Rp230,9 miliar pada Agustus 2022 dibandingkan Juli 2022 sebesar Rp207,9 miliar, serta naik 88,10 persen dari Rp122,8 miliar pada Desember 2021.


Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan, mengatakan bahwa kinerja positif itu dicapai berkat berbagai inovasi yang dihadirkan BNC, misalnya ragam fitur lifestyle dalam aplikasi neobank dan QRIS .


"Dari sisi bisnis, kami juga selalu memberikan layanan keuangan yang terbaik dengan terus menambah fitur-fitur dan produk-produk inovatif yang dapat menjadi solusi atas kebutuhan finansial dan transaksi Nasabah. Hal ini tercermin dari pencapaian-pencapaian positif yang kami dapatkan beberapa bulan terakhir," kata Tjandra Gunawan dalam siaran resmi pada Jumat.


Hal itu membuktikan bahwa fitur dan produk tersebut aktif digunakan oleh Nasabah BNC yang saat ini sudah berjumlah lebih dari 19 juta pengguna.


Selain itu, BNC akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD), dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru.


Dana yang didapat dari PMHMETD itu akan digunakan BNC untuk memperkuat modal inti serta untuk modal kerja pengembangan Usaha Perseroan antara lain berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.


Pelaksanaan right issue juga demi pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( POJK ) Nomor 12/POJK. 03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang mewajibkan setiap bank umum memiliki modal inti minimum sebesar Rp3 triliun hingga akhir tahun 2022.


"BNC sebagai Bank Umum dan juga Perusahaan terbuka, berkomitmen untuk mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk kewajiban pemenuhan modal inti. Saat ini kami sudah di tengah-tengah proses pelaksanaan Right Issue dan tentunya akan rampung di kuartal IV tahun ini," kata dia.


Namun, merujuk data perdagangan hingga Jumat 23 September 2022, saham BBYB telah terkoreksi hingga 52,52 persen atau 1.145 poin ke level Rp1.035 per saham dari periode 28 Maret 2022 yang masih ada di level 2.80 per saham.


Selain itu, pada laporan keuangan BBYB per semester I-2022, perseroan masih Rugi bersih Rp611,43 miliar alias naik 360,2 persen dari periode sama tahun lalu Rp132,85 miliar. Biaya promosi menanjak 139,8 persen menjadi Rp251,3 miliar dari periode sama tahun lalu Rp104,8 miliar. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional turun menjadi 156,75 persen dari posisi akhir 2021 sebesar 224,01 persen.