Sedangkan untuk memperkuat struktur keuangan, EXCL pada 2022 lalu telah berhasil menggalang dana segar secara total sekitar Rp8 triliun.

 

Nilai tersebut masing-masing didapat dari penerbitan surat utang (obligasi) dan sukuk sebesar Rp3 triliun, dan melalui rights issue sebesar Rp5 triliun.

 

"Dana segar (yang berhasil dihimpun) ini telah memperkuat neraca dan memungkinkan kami untuk mempertahankan peringkat AAA nilai investasi yang kami miliki saat ini," tutur Dian.

 

Di lain pihak, EXCL juga berhasil menyeimbangkan profil utang perusahaa, sehingga diklaim lebih siap dalam menghadapi potensi kenaikan suku bunga di masa depan.

 

"Kami memiliki posisi keuangan yang sehat per akhir 2022, dengan utang kotor tercatat di angka Rp12,1 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA sebesar 0,49 kali. Lalu utang bersih tercatat sebesar Rp6,9 triliun," papar Dian.

 

Sementara, tambah Dian, EXCL sejauh ini tidak memiliki utang berdenominasi dolar AS. Kondisi tersebut dinilai cukup menguntungkan di tengah tren nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cukup fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir.

 

"Sebesar 64 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga floating (mengambang) dan 36 persen sisanya menggunakan suku bunga tetap," urai Dian.

 

Tak hanya itu, Dian juga menyebut posisi Free Cash Flow (FCF) perusahaan saat ini berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 54 persen, menjadi Rp5,2 triliun. (TSA)