EmitenNews.com -Tingginya permintaan saham PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) yang berada di bawah kendali pengusaha sekaligus konglomerat Hermanto Tanoko di pasar belakangan ini membuat harga sahamnya terus menanjak hingga mencapai Rp10.500 per saham.

Dengan jumlah investor yang masih relatif terbatas, muncul spekulasi di kalangan pelaku pasar bahwa emiten properti ini berpotensi melakukan aksi korporasi berupa stock split agar sahamnya menjadi lebih terjangkau bagi investor ritel. 

 Jika stock split dilakukan, rasio yang mungkin digunakan adalah antara 1:5 hingga 1:10. Dengan harga saat ini Rp10.500 per saham, maka secara teoritis harga pasca stock split akan menjadi sekitar Rp2.100 jika menggunakan rasio 1:5, atau Rp1.050 jika menggunakan rasio 1:10.

Sebagai perbandingan, Unilever Indonesia (UNVR) pernah melakukan stock split dengan rasio 1:5, namun pasca aksi tersebut harga sahamnya masih tergolong tinggi dan belum sepenuhnya menjangkau investor ritel.

Karena itu, sebagian pihak menilai rasio 1:10 akan membuat saham RISE lebih atraktif dan mudah diakses oleh kalangan investor baru, terutama di tengah tren meningkatnya minat terhadap sektor properti

Rumor stock split ini juga muncul tak lama setelah RISE mengumumkan rencana rights issue jumbo untuk memperkuat permodalan dan mendanai ekspansi proyek-proyek properti baru.

Kombinasi dua aksi korporasi ini dipandang sebagai indikasi bahwa Perseroan sedang menyiapkan langkah ekspansi besar untuk tahun depan.

Dana hasil rights issue tersebut disebut akan digunakan untuk pengembangan kawasan hunian dan komersial baru, serta memperkuat investasi pada entitas anak di bidang perhotelan dan pengelolaan aset.

Manajemen juga disebut tengah menjajaki pengembangan proyek terpadu di kawasan Surabaya dan Bali, dua wilayah dengan potensi pertumbuhan properti tinggi dalam beberapa tahun ke depan.

Aksi korporasi beruntun ini menunjukkan arah strategis RISE yang semakin agresif memperkuat modal, memperluas portofolio bisnis, dan menarik lebih banyak investor publik ke dalam ekosistem bisnis Tanoko Group.

Meski belum ada pengumuman resmi, rumor ini cukup memicu antusiasme pasar. Beberapa sesi terakhir, saham RISE mencatat kenaikan volume transaksi signifikan, menandakan spekulasi pelaku pasar terhadap potensi aksi korporasi ganda stock split dan rights issue.

Namun demikian, manajemen RISE belum memberikan keterangan resmi mengenai rencana stock split tersebut.

Sebagai informasi.

Saham RISE pada perdagangan hari ini Kamis (23/10) melesat hingga ARA atau naik 20 persen ke level Rp10.500 per lembar.

RISE dalam sebulan terbang 486 persen dari harga Rp1.790 pada 23 September 2025.

Dalam enam bulan naik 924 persen dari harga Rp1.025 per lembar. Secara tahunan YTD terbang 929 persen dari harga Rp1.020 pada awal tahun 2025.