Kalbe Bangun Fasilitas Produksi Radiofarmaka di Jawa Timur
(Kiri ke kanan) - Dr. Jeffri Ardiyanto Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Mulia Lie Direktur Kalbe Farma, Prof. dr. Taruna Ikrar Kepala Badan POM, dr. William Adi Teja Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM, dan Haendra Subekti Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir Bapeten. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Kalbe Farma (KLBF) melalui anak usaha Global Onkolab Farma (GOF) mengoperasikan fasilitas produksi radioisotop, dan radiofarmaka, khususnya Fluorodeoxyglucose (FGD), untuk keperluan deteksi dini penyakit kanker.
Peresmian fasilitas produksi itu, dihadiri Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Taruna Ikrar, Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dr. Jeffry Ardiyanto, Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir Bapeten Haendra Subekti, dan Direktur Kalbe Farma Mulia Lie.
“Peresmian fasilitas produksi radioisotop, dan radiofarmaka ini merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk terus memperluas akses kesehatan bagi masyarakat, terutama dalam penanganan penyakit kanker. Saat ini, GOF telah membangun dua fasilitas, yaitu Jakarta, dan Sidoarjo (Jawa Timur),” tutur Mulia Lie, Direktur Kalbe Farma.
Mulia Lie mengapresiasi support para pemangku kepentingan khususnya Kementerian Kesehatan, Badan POM, dan Bapeten telah membantu khususnya dalam mengakselerasi perijinan untuk pendirian fasilitas tersebut dengan tetap memperhatikan aspek compliance, dan safety secara ketat.
Sertifikasi CPOB Badan POM diterima dalam 33 hari kerja, dan NIE diterima dalam waktu 5 hari kerja. Begitu juga ijin operasional dari Bapeten diterima dalam 45 hari kerja. Fasilitas produksi radiofarmaka yang memproduksi Fluorodeoxyglucose (FGD), sangat diperlukan untuk menunjang layanan pemeriksaan Positron Emission Tomography and Computed Tomography Scanning (PET/CT-Scan) yang ada di rumah sakit.
Ia berharap produksi radiofarmaka Kalbe dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam pemeriksaan PET/CT-Scan sekaligus membantu memperluas akses ke lebih banyak pasien kanker untuk menjalani terapi kanker secara komprehensif.“Radiofarma, wujud nyata kontribusi perusahaan untuk kemandirian kesehatan Indonesia. Melalui fasilitas produksi Sidoarjo Jawa Timur, kami ingin memastikan rumah sakit Jawa Timur, Bali, hingga Sulawesi, dapat memperoleh radiofarmaka lebih cepat, dan terjangkau,” jelas Mulia Lie.
PET/CT-Scan pemeriksaan pencitraan medis tingkat lanjut memberi informasi mendetail mengenai fungsi organ atau sistem dalam tubuh, khususnya untuk mendeteksi penyakit kanker. Pelayanan PET/CT-Scan berkaitan erat dengan ketersediaan radiofarmaka, salah satunya FDG. Sayangnya, fasilitas produksi produk radioisotop dan radiofarmaka dalam negeri tersertifikasi masih sangat terbatas.
Kanker menjadi salah satu penyebab kesakitan, dan kematian utama Indonesia, tetapi sebagian besar penderita kanker datang ke rumah sakit ketika memasuki stadium akhir. Untuk itu, perlu upaya memperkuat deteksi dini terhadap penyakit kanker. “Saat ini, Kalbe telah menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit untuk pemanfaatan radiofarmaka, tidak terbatas pada tatalaksana kanker/onkologi, namun diharap dapat digunakan untuk penilaian jantung, neurologi, alzheimer, gangguan psikiatri/mental, dan bidang-bidang lain dunia kedokteran,” ucap Mulia Lie.
“Kerja sama antara Kalbe dengan pihak rumah sakit dapat memberikan nilai timbal pada layanan Oncology Center, ada di rumah sakit, seperti penyediaan dan pengembangan berbagai macam obat kemoterapi, layanan radioterapi dengan mempersiapkan penyediaan radiofarmaka untuk mendukung layanan PET/CT-Scan ke depannya, serta layanan kanker lainnya seperti produk nutrisi untuk perawatan kanker,” kata Mulia Lie. (*)
Related News
Akuisisi Villa di Bali, KOTA Bidik Recurring Income Rp25M per Tahun
Lebih Dari Dua Dekade Melantai di BEI, Harga Saham BBRI Naik 48 Kali
Neobank (BBYB) Pertimbangkan Opsi Merger hingga Aksi Korporasi Baru
Bali Towerindo (BALI) Tuntaskan Pelunasan Sukuk Seri B Rp21 Miliar
Mulai 2026, BJB Syariah Bakal Punya Tiga Dewan Pengawas Syariah
Bank Mandiri Mulai Obligasi Rp5 T, Ini Bunga dan Jatuh Temponya





