EmitenNews.com - PT Adaro Energy Indonesia (ADRO) mencatat kinerja apik sepanjang 2021. Oleh karena itu, sepanjang tahun ini, Adaro Energy bertekad melanjutkan tradisi positif tersebut. Caranya, mendongkrak sejumlah target operasional dibanding tahun sebelumnya, dan memaksimalkan kondisi kenaikan harga batu bara.


Tahun ini, Adaro Energy mematok meningkatkan produksi batu bara menjadi 58-60 juta ton. Tahun lalu, perseroan memproduksi sekitar 52,70 juta ton batu bara, atau turun 3 persen yoy, dan mencatat penjualan batu bara 51,58 juta ton pada 2021, atau turun 5 persen yoy.


Selanjutnya, Adaro Energy memproyeksi EBITDA operasional menjadi USD1,9-2,2 miliar. Tahun lalu, EBITDA operasional naik 138 persen menjadi USD2,10 miliar, atau melebihi panduan EBITDA operasional yang telah direvisi menjadi USD1,75-1,90 miliar.


Selanjutnya, Adaro Energy meningkatkan anggaran belanja modal (capex) menjadi USD300-450 dari tahun sebelumnya senilai USD200-300 juta. Padahal, periode 2021 Adaro Energy  mengeluarkan capex tidak mencapai target, hanya USD193 juta. Belanja modal terutama dialokasikan untuk pembelian, penggantian alat berat, dan pemeliharaan kapal.


Berikutnya, Adaro menarget nisbah kupas menjadi 4,1 kali. Tahun lalu, perseroan mencatat pengupasan lapisan penutup 218,90 Mbcm pada 2021, atau naik 4 persen yoy, sehingga nisbah kupas tahun ini tercatat 4,15x.


Sekadar informasi, sepanjang 2021 Adaro Energy mencatat EBITDA operasional USD2,10 miliar. Menanjak 138 persen dari periode sama 2020 di kisaran USD883 juta. Hasil itu, melebihi panduan EBITDA operasional yang telah direvisi menjadi USD1,75-1,90 miliar.


Marjin EBITDA operasional tetap sehat pada 53 persen karena perusahaan terus meningkatkan efisiensi operasional dan pengendalian biaya. EBITDA operasional itu, tidak mengalkulasi komponen non-operasional, sehingga angka itu merefleksikan kinerja Adaro Energy sesungguhnya.


Selanjutnya, Adaro Energy membukukan laba inti surplus 210 persen menjadi USD1,25 miliar. Itu menunjukkan bisnis inti berkinerja baik. Adaro Energy juga menghasilkan arus kas bebas USD1,27 miliar atau naik 102 persen secara tahunan. Kontribusi Adaro Energy kepada Pemerintah Indonesia melalui royalti, dan beban pajak penghasilan mencapai USD893 juta.


Sementara itu, Adaro Energy membukukan pendapatan usaha USD3,99 miliar, naik 58 persen dari 2020. Itu menyusul kenaikan harga jual rata-rata (ASP) 70 persen karena harga batu bara tengah meroket. Perusahaan memproduksi 52,70 juta ton batu bara, atau turun 3 persen yoy, dan mencatat penjualan batu bara 51,58 juta ton pada 2021, atau turun 5 persen yoy.


Agro Energy mencatat total aset USD7,58 miliar, naik 19 persen dari periode sama 2020. Per akhir 2021, aset lancara terkumpul USD2,83 miliar, dan aset tersendat USD4,74 miliar. Alhasil, Adaro Energy mencatat saldo kas sehat USD1,81 miliar. Total liabilitas USD3,12 miliar. Naik 29 persen dari periode sama 2020 sejumlah USD2,43 miliar. 


Ekuitas Adaro Energy meningkat 13 persen menjadi USD4,45 miliar dari periode sama 2020 di level USD3,95 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi surplus 95 persen menjadi USD1,43 miliar karena ada penerimaan dari pelangana yang naik 43 persen menyusul lonjakan harga rata-rata. 


Adaro Energy juga mencatat pengupasan lapisan penutup 218,90 Mbcm, naik 4 persen secara tahunan, sehingga nisbah kupas tahun ini tercatat 4,15x. ”Cuaca buruk sepanjang tahun memperlambat kegiatan pengupasan lapisan penutup,” tutur Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir, Rabu (2/3).


Boy Thohir menyebut kondisi pasar kondusif menopang kinerja Adaro Indonesia sepanjang 2021. Nah, dengan profitabilitas solid, perseroan dapat meningkatkan kontribusi terhadap negara melalui royalti dan pajak. ”Batu bara harus mengikuti siklus walau perseroan menyambut baik dengan kondisi kondusif, kami tidak akan goyah dalam fokus terhadap efisiensi, dan keunggulan operasional,” ucapnya. 


Adaro Energy memastikan bisnis akan bertahan di tengah berbagai siklus melalui aktivitas bisnis stabil, dan berkelanjutan. Pemulihan ekonomi global akan berdampak positif terhadap industri batu bara, namun Adaro Energy akan tetap waspada terhadap pandemi belum usai. ”Kami akan meningkatkan keunggulan operasional, pengendalian biaya, efisiensi, dan terus mengeksekusi strategi untuk keberlanjutan bisnis jangka panjang,” tegasnya. (*)