EmitenNews.com - PT Telkom Indonesia (TLKM) mengembangkan smart platform melalui Metra-Net. Pengembangan smart platform Metra-Net terbagi menjadi dua bagian. Meliputi pengembangan sistem informasi pengadaan sekolah (Siplah Telkom), dan Xooply


Siplah Telkom, platform pengadaan dengan berbagai fitur logistik, dan pembayaran terintegrasi. Pelanggan platform itu, sekolah menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Platform itu, mitra program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, telah dimanfaatkan oleh lebih dari 40 ribu sekolah dengan lebih dari 300 ribu transaksi. 


Sedang Xooply, platform pengadaan dengan sistem approval dan logistik terintegrasi untuk membantu perusahaan pengguna dalam memenuhi kebutuhan. ”Saat ini, Xooply telah digunakan oleh lebih dari 300 perusahaan,” tutur Andi Setiawan, VP Investor Relations Telkom Indonesia.


Selanjutnya, Siplah Telkom, dan Xooply akan dikembangkan dengan menambahkan fitur-fitur memudahkan buyer dan seller dalam bertransaksi. Menarik minat pelanggan baru, dan diharap nilai transaksi berlipat berefek pada peningkatan pendapatan Metra-Net. Perkembangan platform Siplah Telkom, dan Xooply akan mendongkrak pendapatan seiring bertambahnya transaksi. 


Pendanaan kepada Metra-Net berbentuk equity call. Itu dipilih untuk memastikan keberlanjutan pengembangan Smart Platform Metra-Net, khususnya untuk mendukung bisnis business to business (B2B) Commerce. Selain itu, Telkom juga memberi dukungan lain berupa kerja sama sales channel untuk sosialisasi, dan peningkatan awareness terhadap bisnis Metra-Net.


Lalu, pengaturan orkestrasi dan sinergi bisnis untuk memastikan pengaturan portofolio bisnis, dan pengembangan bisnis. Melalui pendanaan itu, perseroan mendukung persiapan kemampuan finansial, dan kapabilitas Metra-Net menjadi smart platform. Membangun, mengakselerasi ekosistem bisnis digital, dan memberi pengalaman digital terbaik bagi Indonesia.


Sebelumnya, Telkom Indonesia menyuntik modal Metra-Net senilai Rp19,94 miliar. Transaksi afiliasi tersebut untuk mengembangkan bisnis utama di ranah smart platform. ”Transaksi penguatan struktur permodalan PT Metra-Net sebagai anak usaha perseroan dengan kepemilikan 98,85 persen,” tukas Budi Setyawan Wijaya, Direktur Strategic Portofolio Telkom Indonesia. 


Menyusul transaksi itu, kepemilikan saham Telkom di Metra-Net 98,85 persen, dan 1,15 persen saham lainnya dikaveling PT Metra Digital Investama (MDI). Metra Digital cucu usaha perseroan melalui PT Multimedia Nusantara dengan kepemilikan 99,99 persen. 


Manajemen Telkom mengklaim transaksi tersebut telah melalui prosedur transaksi afiliasi, dan transaksi benturan kepentingan. Transaksi itu, tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana POJK 42/2020. (*)