EmitenNews.com - Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi (PSEL) mendapat perhatian Korea Selatan. Kebetulan perusahaan-perusahaan di Negeri Ginseng itu, tengah keranjingan dengan proyek-proyek hijau serta energi baru terbarukan, sehingga masuk akal jika mereka tertarik pada waste to energi (WTE), yang diinisiasi BPI Danantara itu.

Seperti dikutip Selasa (14/10/2025) Konsuler Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chanwoo mengemukakan hal tersebut di sela acara diskusi FPCI bertema APEC at the Crossroads: Building Bridges for Regional Growth di Jakarta.

"Jadi, kami, perusahaan-perusahaan Korea, memiliki ketertarikan dalam proyek itu. Saat yang bersamaan, perusahaan Korea juga tertarik dengan proyek carbon credit storage atau transfer," ucap Kim.

Perusahaan-perusahaan Korea Selatan kini memang tengah keranjingan dengan proyek-proyek hijau serta energi baru dan terbarukan, tak terkecuali di Indonesia. Maka, tak usah heran bila setiap peluang investasi untuk proyek hijau, termasuk proyek ubah sampah jadi energi, akan langsung mendapat minat.

"Perusahaan Korea semakin tertarik berinvestasi di energi terbarukan. Proyek pengolahan sampah menjadi energi merupakan salah satu area energi terbarukan, sehingga perusahaan Korea pasti akan tertarik," tegasnya.

Senada dengan Kim, Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Tirta Nugraha Mursitama menegaskan, banyak perusahaan yang memang telah berkomitmen untuk turut serta dalam menggarap proyek waste to energy.

"Pertengahan minggu ini, tanggal 16 atau 17 Oktober 2025, akan ada semacam pernyataan minat dari beberapa perusahaan yang ingin bekerja sama untuk berinvestasi di sektor energi dari sampah," tegas Tirta Nugraha Mursitama.

Sebelumnya Chief Executive Officer BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, proyek mengubah sampah menjadi energi membutuhkan investasi sebesar Rp91 triliun.

Rencananya proyek ini akan dilaksanakan di 33 kota di seluruh Indonesia. Tahap awal pada 10 kota besar terlebih dahulu. Di antaranya,Kota Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali dan Makassar.

"Dari 10 kota, ungkin total investasinya itu mencapai kurang lebih Rp91 triliun. Jadi, Rp91 triliun untuk 33 daerah itu," ujar Menteri Investasi itu dalam acara Indonesia International Sustainability Forum Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Pada proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) memiliki daya kapasitas yang mampu mengolah sebanyak 1.000 ton sampah per hari.

"Jakarta salah satu yang paling siap. Saya sudah bertemu langsung dengan Bapak Gubernur dan jajarannya, itu potensi akan minimum 3-4 titik. Jakarta ini per harinya itu 8 ribu ton sampah," tegas Rosan Perkasa Roeslani.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menekankan kepada semua pemda bahwa penyelesaian masalah sampah adalah prioritas serius yang membutuhkan solusi sistematis dari hulu ke hilir. 

Targetnya adalah menyelesaikan masalah sampah pada tahun 2029 melalui berbagai strategi. Antara lain seperti penutupan open dumping, peningkatan anggaran dan retribusi daerah, serta pengembangan infrastruktur pengolahan sampah yang modern dan terukur melalui Waste Crisis Center (WCC). 

“Presiden Prabowo Subianto dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, menargetkan penyelesaian 100% masalah sampah pada tahun 2029,” kata Menteri Hanif. ***