Ruang Utama Peringkat Tinggi untuk SCP: Kami yakin XL akan mempertahankan ruang kepala peringkat yang memadai untuk SCP-nya meskipun dengan leverage yang lebih tinggi. Kami perkirakan EBITDA net leverage akan memburuk menjadi 1,2x-1,6x pada 2023-2024 karena belanja modal yang lebih tinggi dari lelang spektrum 5G mendatang. Biaya di muka dan biaya tahunan untuk spektrum 5G tambahan mungkin berdampak lebih besar pada profil keuangan XL, mengingat skala EBITDA yang lebih kecil.

 

Fixed-Mobile Convergence: XL bertujuan untuk mengambil alih 750.000 pelanggan fixed broadband Link Net dan mendapatkan akses ke jaringan fiber yang lebih besar di bawah rencana reorganisasi perusahaan. Hal ini akan memungkinkan XL untuk meningkatkan skala bisnis fixed broadband dengan cepat tanpa investasi capex yang signifikan. Kami yakin kontribusi pendapatan dari fixed broadband dapat meningkat menjadi 15%, dari kurang dari 2% pada tahun 2022, setelah reorganisasi. Namun, para pihak masih merundingkan rincian transaksi, sehingga kasus pemeringkatan Fitch tidak termasuk pendapatan tambahan dari pelanggan Link Net.

 

Lelang Spektrum 5G Mendatang: Pengalihan TV analog masih berlangsung di beberapa daerah, dan penugasan spektrum 5G di Indonesia dapat ditunda lebih lanjut karena penangkapan menteri komunikasi dan teknologi informasi Indonesia atas kasus korupsi.

 

Kami mengasumsikan lelang spektrum 700MHz hanya akan terjadi pada 4Q23 dan lelang spektrum 3,5GHz pada 2024, dan bahwa XL akan memperoleh bandwidth 20MHz pada spektrum 700MHz dan 50MHz pada 3,5GHz. Total pembayaran di muka spektrum diperkirakan sebesar Rp2,4 triliun untuk 700MHz dan Rp1,5 triliun untuk 3,5GHz, berdasarkan hasil lelang spektrum di Indonesia dan pasar Asia lainnya.

 

Faktor IDR XL dalam dukungan tersirat dari Axiata, karena kami menganggap hubungan keseluruhan antara kedua entitas itu kuat. Di bawah kriteria PSL kami, kami menyamakan peringkat XL dengan Axiata pada hubungan hukum dan strategis 'Tinggi' antara kedua entitas. XL tetap menjadi kontributor terbesar untuk EBITDA dan capex Axiata.

 

SCP XL di 'bb+' mencerminkan pangsa pasar pendapatan yang lebih kecil sebesar 17% dan skala bisnis yang lebih kecil dibandingkan dengan Telkom. Telkom, melalui anak perusahaannya yang dimiliki 65%, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), memiliki pangsa pendapatan sekitar 51% dari pasar seluler. Selain itu, Telkomsel memiliki margin EBITDA yang lebih besar dan net leverage yang lebih rendah dibandingkan XL. Namun, IDR Telkom terus dibatasi oleh peringkat negara Indonesia (BBB/Stabil) karena hubungan yang kuat antara perusahaan dan negara melalui kontrol dewan direksi dan keputusan operasional dan keuangan utama.

 

Kami menilai SCP XL satu notch lebih rendah dari SCP Indosat 'bbb-', mencerminkan profil kredit Indosat yang lebih kuat setelah merger Indosat-Hutch. Perusahaan hasil merger memiliki pangsa pasar pendapatan seluler yang lebih besar (1Q23 Indosat: 25%, XL: 17%) dan aset spektrum (Indosat: 135Mhz, XL: 90Mhz) daripada XL sambil mempertahankan ruang kepala peringkat tinggi di bawah sensitivitas negatifnya sebesar 2,3x EBITDA net leverage perbandingan.

 

Peringkat XL berada di atas perusahaan energi milik negara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN, BBB-/AA+(idn)/Stabil). IDR XL mencerminkan kekuatan kredit Axiata, sedangkan IDR dan Peringkat Nasional PGN berada satu tingkat di bawah induk langsungnya, PT Pertamina (Persero) (BBB/Stabil), berdasarkan penilaian kami terhadap hubungan antara kedua perusahaan tersebut.