EmitenNews.com - Ini kolaborasi strategis PT PLN (persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), PT PLN mendapatkan pasokan gas dari PGN dalam pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas (PLTMG) Nias, di Gunung Sitoli, Sumatera Utara. Pemanfaatan gas tersebut akan menekan penggunaan BBM, selain menghemat biaya produksi listrik di pembangkit PLN.


Dalam keterangannya yang dikutip Kamis (16/9/2021), Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo menjelaskan, pembangkit berkapasitas 25 megawatt (MW) itu akan mulai dipasok gas dari Arun, Aceh pada 2022. Saat ini, PLN bersama PGN sedang menyelesaikan konstruksi seluruh infrastruktur pendukung distribusi gas, salah satunya adalah pembangunan Jetty. Kedua pihak telah mencapai kesepakatan terkait dengan langkah gasifikasi untuk mendukung proyek tersebut.


"Dalam proses gasifikasi itu, dibahas juga terkait lokasi, kemudian potensi pengembangan untuk menggunakan gas yang memang lebih realistis ke depan. Kami juga melihat tadi, meninjau kendala-kendala apa yang memungkinkan agar ini menjadi efisien dan efektif untuk diimplementasikan," ungkap Rudy.


Untuk memastikan ketersediaan infrastruktur gas memadai, Rudy bersama Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan Direktur Infrastruktur dan Technology PGN Achmad Muchtasyar, melakukan survei gasifikasi sekaligus mengecek langsung kondisi infrastruktur di PLTMG 25 MW.


Rudy menuturkan, PLN dan PGN terus melakukan diskusi dan pembahasan terkait tantangan dari penyerapan gas di PLTMG Nias ini. "Tadi kita lihat disini ternyata memang butuh proses unloading berarti untuk jetty menjadi kendala utama, yang lainnya saya rasa bisa menyesuaikan," tambah Rudy.


Jika proyek gasifikasi ini selesai maka PLN bisa menghemat lebih dari 5 persen  operasional bahan bakar pembangkit. Di satu sisi, efisiensi bisa lebih didapatkan dengan ketersediaan alokasi gas yang lebih dekat dari pembangkit.


"Dengan penggunaan gas ini, selain lebih positif di lingkungan juga terkait optimasi di beban Nias ini memang butuh infrastruktur itu, efisiensinya bisa mencapai 5 persen. Ke depan juga ada nilai positif dari pembangunan gasifikasi dan terkait kebutuhan masyarakat penggunaan dari pada gas storage ini menjadi lebih baik," kata Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo. ***