EmitenNews.com - Komisaris dan sejumlah direksi memboyong saham Bank BJB (BJBR) senilai Rp574,58 juta. Itu setelah pengurus teras perusahaan tersebut membeli 424.049 lembar. Transaksi secara berjemaah itu, dilakukan pada harga pelaksanaan Rp1.355 per lembar.


Transaksi pembelian tersebut telah dilakukan pada 15 Maret 2022. ”Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham secara langsung,” tutur Widi Hartono, Approver Bank BJB. 


Pemborong terbesar dilakukan Ir Muhadi. Sebagai komisaris, Muhadi menyapu 189.038 lembar senilai Rp256,14 juta. Dengan transaksi itu, kini Muhadi menguasai saham Bank BJB 2,91 juta lembar setara 0,02769 persen. Bertambah 0,0002 persen dari sebelumnya 2,72 juta lembar atau 0,02769 persen.


Kemudian, kolektor terbesar kedua yaitu Nia Kania. Sebagai direktur, Nia mengamankan 86.900 lembar senilai Rp177,74 juta. Menyusul transaksi itu, Nia menggenggam saham Bank BJB 1,34 juta lembar setara 0,01275 persen. Naik tipis dari sebelumnya 1,25 juta lembar atau 0,01275 persen. ”Transaksi berkaitan dengan proses penuntasan right issue jilid I,” imbuhnya.


Sekadar informasi, Bank BJB menetapkan harga  right issue Rp1.355 per saham. Bank BJB menawarkan maksimal 682.656.525 saham biasa seri B dengan nilai nominal Rp250 per lembar. Pemodal berhak menyerap right issue tercatat dalam daftar pemegang saham pada 7 Maret 2022. Di mana, setiap pemilik 1.153 saham lawas akan memperoleh 80 HMETD.


Setiap satu HMETD berhak menebus satu saham baru dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.355 per saham. Dengan skema harga itu, perseroan akan mengantongi dana maksimal Rp924,99 miliar. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) dengan kepemilikan 3.756.415.785 atau 3,75 miliar lembar memiliki hak untuk memperoleh 260.635.961 saham baru. Pemprov Jabar akan melaksanakan seluruh hak sesuai porsi kepemilikan saham. (*)