Kredit Perbankan Belum Tumbuh Kuat, Pemerintah Harus Upayakan Ini
Ilustrasi Bank Indonesia. Dok. Investor Daily.
EmitenNews.com - Pertumbuhan kredit perbankan terindikasi belum kuat. Bank Indonesia (BI) mencatat pada November 2025 masih tumbuh single digit, hanya 7,74% secara tahunan (yoy). Meski naik dari bulan sebelumnya yang hanya 7,36%, pertumbuhan kredit ini belum seperti yang diharapkan.
Dalam keterangannya kepada pers, seperti dikutip Sabtu (27/12/2025), Ekonom Maybank Myrdal Gunarto optimistis pada 2026, kredit perbankan bisa tumbuh double digit. Namun ada beberapa hal yang perlu dipastikan oleh pemerintah untuk mengerek pertumbuhan kredit ini. Pertama, realisasi program-program prioritas pembangunan pemerintah.
“Ini perlu dipastikan harus sudah bisa menjadi penggerak buat aktivitas ekonomi, kasih multiplier efek sehingga diharapkan kredit bisa tumbuh sesuai dengan target BI di 8% hingga 11%,” kata Myrdal Gunarto.
Sejauh ini, program-program prioritas pembangunan pemerintah masih belum cepat realisasinya. Karena itu, wajar kalau dampak multiplier efek terhadap ekonomi itu masih belum terlihat. Apalagi karena saat ini pelaku usaha juga masih belum mau untuk mencari kredit di tengah tingginya suku bunga perbankan. Sebab, pengusaha masih merasa potensi profitnya masih terbatas.
Meski begitu Myrdal Gunarto optimistis pertumbuhan kredit perbankan pada awal 2026 mulai bergerak positif.
Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan III tahun 2025 tumbuh positif
Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, hasil Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan III 2025 tumbuh positif.
Itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 82,33%, yang berarti lebih rendah dari SBT 85,22% pada triwulan II 2025 namun lebih tinggi dari SBT 80,64% pada triwulan III 2024. Pada triwulan IV 2025, penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat dengan nilai SBT sebesar 96,40 persen.
Ramdan Denny Prakoso menyebutkan, standar penyaluran kredit pada triwulan III 2025 diindikasikan lebih berhati-hati dibandingkan triwulan II 2025, tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) untuk keseluruhan jenis kredit yang positif sebesar 5,78.
Dari situ diketahui, kebijakan penyaluran kredit yang lebih berhati-hati antara lain terdapat pada aspek persyaratan administrasi, agunan, biaya persetujuan kredit, plafon kredit, dan jangka waktu kredit. Pada triwulan IV 2025, standar penyaluran kredit diprakirakan lebih longgar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dengan ILS sebesar -5,95.
Responden memprakirakan outstanding kredit sampai akhir tahun 2025 tetap tumbuh. Kondisi tersebut antara lain ditopang oleh prospek kondisi ekonomi dan moneter yang tetap baik serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.
Jika ingin mengetahui hasil lengkap survei ini dapat dilihat dalam menu Survei Perbankan pada website Bank Indonesia. ***
Related News
Bank Indonesia Rilis SVBI dan SUVBI Rp4,1 Triliun
Kemendag Mulai Berlakukan HR dan HPE Emas; Ini Angkanya
Jumlah Investor Pasar Modal RI Tembus 20,12 Juta pada Desember 2025
Terancam Delisting, Emiten Gocap (SKYB) Ungkap Aksi Baru
Empat Saham Lepas FCA, Satu Langsung ARB
Lakoni Suspensi Berjilid, Dua Saham Ini Bakal Sandang FCA!





