EmitenNews.com - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) pada tahun 2023 meraup laba bersih Rp259,87 miliar atau ambles 30 persen dari episode sama tahun sebelumnya senilai Rp371,64 miliar.

Kendati mengalami koreksi dibandingkan dengan kinerja tahun 2022, Perseroan optimis dapat menggenjot kinerja pendapatan tumbuh di atas CAGR di tahun ini dengan strategi mengoptimalkan engagement pelanggan walk-in, rujukan dokter dan B2B, menambah dan mengoptimalkan layanan Point of Care (POC) Prodia, melakukan ekspansi layanan melalui digital, meningkatkan volume tes estorik dan genomik, serta tetap mendorong promosi kesehatan melalui edukasi kepada pelanggan.

Mengutip laporan keuangan Perseroan tahun 2023, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp2,2 triliun atau naik sebesar 1.9% secara year-on-year.

Pertumbuhan pendapatan ini didorong dari adanya kenaikan permintaan transaksi tes rutin sebesar 7.9% atau sebesar Rp1.56 triliun, yang berkontribusi terhadap 70% total pendapatan Perseroan sepanjang tahun 2023. 

Pada akhir tahun 2023, posisi kas dan setara kas Perseroan berada di level Rp 543 miliar, yang mengindikasikan posisi keuangan Perseroan masih solid dan layak untuk menjalankan operasional bisnis yang sehat.

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, mengatakan bahwa untuk mengoptimalkan operasional bisnis di tahun 2024, Perseroan akan menganggarkan CAPEX sekitar Rp250 miliar yang difokuskan untuk pengembangan digitalisasi dan teknologi informasi Perseroan sebesar 30-35%, 40-45% untuk pengembangan & peningkatan kapasitas alat laboratorium, dan selebihnya untuk pengembangan kualitas dan kapabilitas outlet existing.

Aktivitas promosi pada tahun 2023 ditingkatkan berkaitan dengan Ulang Tahun Prodia ke-50. Hal ini direspon dengan meningkatnya jumlah pemeriksaan yang dikerjakan oleh Prodia. 

Peningkatan ini diharapkan akan berlanjut di tahun 2024 ini seiring dengan sosialisasi dan edukasi ilmiah tentang pemanfaatan tes laboratorium yang ada di Prodia. 

Peningkatan standarisasi layanan pun terus dilakukan baik di cabang-cabang maupun melalui inovasi layanan digital melalui U by Prodia. 

Layanan interoperabilitas untuk pelanggan B2B juga terus ditingkatkan untuk menjaring lebih banyak lagi rujukan tes ke Prodia terutama tes esoterik.

Untuk mewujudkan keberlanjutan bisnisnya, Prodia telah menyusun rancangan kebijakan keberlanjutan yang siap untuk diimplementasikan mulai tahun 2024. 

Dewi optimis rancangan kebijakan keberlanjutan ini akan semakin mempertahankan resiliensi bisnis yang kokoh terhadap dinamika pasar global serta mendorong pertumbuhan laba yang positif.

Sepanjang tahun 2023, Perseroan membuktikan komitmennya sebagai pusat layanan kesehatan terdepan di Indonesia dengan inisiatif seperti menghadirkan inovasi-inovasi pemeriksaan,kerjasama nasional dan internasional, dan penguatan transformasi digital dalam produk dan layanannya, untuk memberikan pengalaman pelanggan yang terbaik. 

Dalam usianya yang menginjak 50 tahun, Perseroan telah memperoleh berbagai sertifikasi di bidang kesehatan dan menjadi laboratorium klinik pertama di Indonesia yang berhasil mendapatkan akreditasi dari College of American Pathologist (CAP) selama 12 tahun berturut-turut. 

Selain pencapaian tersebut, Perseroan juga melakukan sejumlah agenda edukatif melalui pelaksanaan seminar publik dan seminar dokter di 50 kota di Indonesia, kegiatan brand activation melalui penyelenggaraan Prodia Healthy Fun Festival Special 50 Tahun di Jakarta, Bandung, dan Semarang, kegiatan Thematic Corporate Social Responsibility (CSR) seperti pemeriksaan genetik gratis bagi Odalangka terbanyak di Indonesia yang meraih penghargaan Rekor MURI, serta pemeriksaan skrining Thallasaemia gratis kepada 1.000 anak di Purbalingga. 

Sebagai langkah nyata dalam mewujudkan digitalisasi bisnisnya, Perseroan, melalui anak usahanya, telah meluncurkan aplikasi kesehatan U by Prodia yang diharapkan dapat menciptakan ekosistem kesehatan dan mitra kesehatan terpercaya pelanggan guna meningkatkan taraf kualitas hidup sehat yang lebih layak.