EmitenNews.com -PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  periode 30 September 2023 senilai USD250,50 juta atau turun 11,87 persen dari periode sama tahun 2022 USD284,26 juta.

 

Data laporan keuangan ADMR yang dikutip, Selasa (31/10?2023), Pendapatan usaha ADMR pada 9M23 naik 8% menjadi $720,6 juta karena kenaikan 38% pada volume penjualan yang di ofset dengan penurunan 21% pada harga jual rata-rata (ASP). Produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi dijual ke berbagai produsen baja di Jepang, China, India, Indonesia, dan Korea Selatan. 

 

Volume produksi ADMR pada 9M23 naik 55% menjadi 3,98 juta ton, berkat ketersediaan alat berat dan kinerja kontraktor yang baik. ADMR mencatat volume pengupasan lapisan penutup sebesar 13,81 juta bcm, atau naik 128% dari 9M22, sehingga nisbah kupas 9M23 tercatat 3,47x.

 

Beban pokok pendapatan 9M23 naik 33% menjadi $341,0 juta terutama karena kenaikan volume produksi. Royalti kepada Pemerintah naik 2% menjadi $121,2 juta, biaya penambangan naik 95% menjadi $83,4 juta, biaya pengolahan batu bara naik 51% menjadi $50,2 juta, dan biaya pengiriman dan penanganan naik 38% menjadi $82,1 juta. Konsumsi bahan bakar pada 9M23 naik 49%, sementara biaya bahan bakar per liter tetap stabil secara y-o-y. Biaya kas batu bara per ton pada 9M23 naik 13%. 

 

Beban usaha pada 9M23 naik 83% menjadi $48,4 juta karena kenaikan signifikan pada penyisihan untuk biaya pemerintah. Biaya penjualan dan pemasaran pada 9M23 naik 55% menjadi $8,2 juta seiring kenaikan volume penjualan. Biaya karyawan juga naik 86% menjadi $5,7 juta karena peningkatan jumlah karyawan untuk menunjang ekspansi.

 

EBITDA operasional pada 9M23 turun 13% menjadi $358,6 juta, dan margin EBITDA operasional periode ini tercatat 49,8%. Laba inti 9M23 turun 11% menjadi $258,1 juta. Profitabilitas ADMR melemah akibat penurunan harga batu bara metalurgi pada periode ini sementara biaya tercatat lebih tinggi karena kenaikan volume.

 

Total aset naik 22% menjadi $1,52 miliar pada akhir 9M23, yang terdiri dari $763,8 juta aset lancar dan $754,1 juta aset non lancar. Saldo kas pada akhir 9M23 naik 45% menjadi $581,9 juta berkat arus kas yang kuat. Kas meliputi 38% total aset. 

 

Aset tetap per akhir 9M23 tercatat $496,1 juta, atau naik 24% dari periode yang sama tahun sebelumnya, terutama karena investasi pada smelter aluminium di KAI dan proyek-proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC). Aset tetap meliputi 33% total aset.

 

Properti pertambangan per akhir 9M23 turun 6% year-on-year (y-o-y) menjadi $176,1 juta, selaras dengan produksi. Total Liabilitas Per akhir 9M23, total liabilitas turun 11% menjadi $671,9 juta.