EmitenNews.com - Bank BTPN (BTPN) mencetak pendapatan bunga bersih 2023 senilai Rp12,04 triliun. Menanjak dari episode sama 2022 sebesar Rp11,68 triliun. Lompatan bunga bersih membuat net interest margin (NIM) terjaga 6,45 persen, lebih tinggi dibanding periode sama 2022 sebesar 6,32 persen.

"Dukungan nasabah Bank BTPN melalui program-program unggulan, termasuk Daya, merupakan faktor utama di balik keberhasilan Bank BTPN pada 2023 dalam menciptakan pertumbuhan yang memberi perubahan positif kepada nasabah kami," kata Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar, Senin (26/2/2024).

Laba bersih setelah pajak Bank BTPN diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp2,358 triliun, susut 24 persen yoy. Itu tersebab keputusan perusahaan menambah pencadangan kredit Rp 1,210 triliun. Itu sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024.

Meski demikian, Bank BTPN dapat menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 199,7 persen, dan net stable funding ratio (NSFR) 113,8 persen per 31 Desember 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal capital adequacy ratio (CAR) kuat di 29,9 persen.

Dari sisi korporasi, Bank BTPN akan menggelar penambahan modal dengan memberikan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan menawarkan sebanyak 2.589.131.077 saham atau 24,32 persen dengan harga pelaksanaan Rp2.600 per saham.

Dengan skema harga itu, BPTN akan menerima dana right issue Rp6,73 triliun. Setiap pemegang 10 miliar saham dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada t29 Februari 2024 pukul 15.00 WIB berhak atas 3.213.591.453 HMETD.

"Setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru pada harga pelaksanaan," jelas manajemen BTPN dalam prospektus baru-baru ini.

Selain itu, Sumitomo Mitsui Banking Corporation ( SMBC ) sebagai pemegang saham utama akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya dalam PMHMETD II yaitu dengan jumlah sebanyak 2.292.033.462 saham baru.

kalau saham baru dalam right issue tidak seluruhnya dilaksanakan pemegang HMETD, sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lain dengan pemesanan lebih besar. Kalau ada kelebihan pemesanan, saham baru akan dijatahkan secara proporsional berdasar jumlah HMETD telah dilaksanakan pemegang saham.

Kemudian, berdasar Surat BCA No. 185/DIB/2023 tanggal 11 Desember 2023 untuk menanggapi Surat BTPN No. S.586/DIR/CCS/XI/2023 tanggal 3 November 2023, BCA (BBCA) setuju melaksanakan HMETD untuk mempertahankan minimal 1 persen saham perseroan tidak dicatatkan di BEI, dan tetap dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia berdasarkan PP No. 29/1999.

Pada PMHMETD II ini, BCA berhak atas 26.689.650 HMETD, di mana pelaksanaan seluruh HMETD tersebut akan mempertahankan kepemilikan BCA sebesar 1,03% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II.

Menurut manajemen BTPN , dalam kapasitasnya sebagai pembeli siaga, SMBC akan membeli seluruh sisa saham baru yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham lainnya. SMBC juga memiliki dana yang cukup dan sanggup untuk melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya sesuai porsi bagian kepemilikan sahamnya (secara proporsional) serta untuk bertindak sebagai pembeli siaga dalam PMHMETD II. (*)