EmitenNews.com - Perusahaan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) melaporkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,31 triliun pada tahun 2023. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 20,83% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,92 triliun.

Meskipun demikian, perusahaan asal Thailand ini mencatatkan peningkatan penjualan bersih sebesar 8,34% yoy menjadi Rp 61,61 triliun pada akhir tahun lalu. Namun, beban pokok penjualan juga ikut meningkat sebesar 9,47% yoy menjadi Rp 53,34 triliun.


Seluruh segmen usaha perusahaan mengalami peningkatan pendapatan, kecuali segmen ayam pedaging yang mengalami penurunan tipis menjadi Rp 31,73 triliun. Segmen pakan naik menjadi Rp 16,52 triliun, segmen ayam olahan menjadi Rp 10,11 triliun, segmen anak ayam usia sehari mencapai Rp 1,82 triliun, dan segmen lain-lain mencapai Rp 1,52 triliun.

Beban-beban juga tercatat mengalami peningkatan pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Beban penjualan meningkat menjadi Rp 2,35 triliun dari sebelumnya Rp 2,12 triliun, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 1,97 triliun dari Rp 1,82 triliun, dan beban keuangan juga meningkat menjadi Rp 697,72 miliar dari Rp 420,30 miliar.


Salah satu penyebab penurunan laba CPIN adalah turunnya penghasilan operasi lain dari Rp 513,96 miliar menjadi Rp 100 miliar. Hal ini mengakibatkan laba usaha merosot 9,03% yoy menjadi Rp 3,65 triliun. Satu penyumbang penghasilan operasi lain yang signifikan pada tahun 2022 adalah keuntungan neto penjualan ayam afkir senilai Rp 215,21 miliar, sedangkan pada tahun 2023 tidak ada.

Total aset CPIN mengalami penambahan tipis sebesar 2,87% yoy menjadi Rp 40,97 triliun. Sedangkan total liabilitas juga mengalami kenaikan sebesar 3,12% yoy menjadi Rp 13,94 triliun.