EmitenNews.com - Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berlanjut. itu menilik pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berpotensi berkembang ke depan. Selain itu, tingkat arus masuk investor asing juga masih tinggi.
Kondisi itu, meningkatkan roda perekonomian ekonomi lebih lanjut. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.760, dan resisten 6.840,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas, Selasa (8/2).
Lonjakan IHSG kemarin membentuk gap-up, sekaligus terjadi breakout pada garis resistance terbentuk di kisaran 6.754. Penguatan akan berlanjut sampai garis resistance level 7.035. Sejumlah saham berpotensi naik yaitu BRPT, WSKT, SMGR, ACST, BBRI, LSIP, PTPP, INCO, dan MDKA.
Kemarin, IHSG menguat 1,09 persen menjadi 6.804,93 . Itu akibat optimisme investor atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal empat 2021 mencapai lima persen. Efeknya, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 tercatat 3,6 persen. Sektor pendorong lompatan IHSG yaitu konsumen non-primer naik 2,83 persen, material dasar surplus 1,57 persen, dan keuangan menguat 1,05 persen. Investor asing tercatat net buy Rp2,02 triliun, dengan saham-saham paling banyak diburu BBRI, BBCA, dan ASII.
Kemudian dari bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, pergerakan indeks-indeks relatif melemah setelah harga saham Meta Platform atau Facebook anjlok lebih 5 persen. Koreksi dipicu hasil buruk kinerja keuangan Meta. Selain itu, juga tertahan hasil laporan lapangan pekerjaan, dan tenaga kerja cenderung stabil pekan lalu.
Sementara itu, bursa Asia pagi ini menghuni zona hijau, Nikkei menguat 0,6 persen, Kospi menanjak satu persen. Penguatan terjadi di tengah kemungkinan the Fed menaikkan tingkat suku bunga pada Maret mendatang. (*)
Related News

Dapat Tambahan Kuota FLPP, BTN Perluas Akses Rumah Layak bagi Rakyat

Periksa! Ini 10 Saham Top Losers dalam Sepekan

Cek! Berikut 10 Saham Top Gainers Pekan Ini

Surplus 3,37 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp13.599 Triliun

1,42 Juta Wisman Kunjungi Indonesia pada Juni, Naik 8,42 Persen

Produksi Kemasan Nasional Diprediksi Tembus Rp105 Triliun di 2025