Listing, Saham PSAT Langsung ARA

Pencatatan saham perdana saham PSAT.
EmitenNews.com - PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) resmi mencatatkan saham perdana atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 8 Juli 2025. Dalam debut perdananya di lantai bursa, saham emiten sektor transportasi laut ini langsung tancap gas.
Berdasarkan data BEI, saham PSAT langsung mencatatkan kenaikan 25% atau setara 226 poin dari harga penawaran awal, melonjak ke level Rp1.125 per lembar saham saat pembukaan perdagangan.
Lonjakan ini membuat saham PSAT menyentuh batas auto rejection atas (ARA), sebuah sinyal kuat antusiasme pelaku pasar terhadap emiten baru ini.
Tercatat nilai transaksi mencapai Rp250 juta, dengan volume perdagangan sebanyak 223.400 lembar saham dan terjadi dalam 442 kali transaksi.
PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT), perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang angkutan laut domestik untuk barang khusus dan umum, resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/7/2025). Saham PSAT ditawarkan kepada publik dengan harga Rp900 per saham.
Dalam Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ini, PSAT melepas 222.353.000 saham atau setara 15% dari modal ditempatkan setelah IPO. Melalui aksi korporasi ini, PSAT berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp200,1 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur armada dan mendukung ekspansi operasional.
Direktur Utama PSAT, Susanto, mengatakan bahwa saat ini perseroan masih fokus pada jasa pengangkutan komoditas batubara. Namun, PSAT tidak menutup peluang untuk memperluas layanan ke sektor lain seperti pengangkutan pasir silika, kayu log, hingga bauksit.
“Komoditas seperti pasir silika, kayu log, hingga bauksit itu menjadi peluang bagi kami ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers usai pencatatan saham.
Dari total dana IPO, sekitar Rp175 miliar akan dialokasikan ke anak usaha, PT Pancaran Karya Shipping (PKS), untuk pembelian dua unit kapal bulk carrier. Penambahan armada ini bertujuan mendukung proyek-proyek strategis dan meningkatkan kapasitas pengangkutan. Sementara sisanya akan digunakan sebagai modal kerja operasional kapal.
Prospek usaha PSAT dinilai cerah, seiring meningkatnya permintaan batubara dalam negeri, terutama untuk pembangkit listrik. Berdasarkan data Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA), kebutuhan Domestic Market Obligation (DMO) batubara tahun 2025 diperkirakan mencapai 229,3 juta ton, atau naik 4,05% dari target tahun sebelumnya.
Related News

Ramayana (RALS) Tahan 1,16 Juta Saham Hasil Buyback, Ini Sebabnya

Kimia Farma (KAEF) Rugi Rp842M di 2024, Utang Jangka Pendek Mengintai

Samindo (MYOH) Belum Lepas Saham TRJA, Kenapa?

BEI Sebut Proses Delisting Sritex (SRIL) Belum Final

Asia Pramulia (ASPR) Resmi Melantai, Sahamnya Naik 21,5 Persen

Hati-hati! Dua Saham Ini Disorot BEI