EmitenNews.com -PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menderita rugi bersih senilai USD13,407 juta dalam sembilan bulan tahun 2023, atau menukik 396 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang tercatat sebesar USD2,702 juta. 

 

Merujuk data laporan keuangan kuartal III 2023 tanpa audit PSAB yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/11/2023). Dampaknya, saldo laba berkurang 10,07 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi USD125,79 juta pada akhir September 2023.

 

Padahal, total penjualan tumbuh 20,7 persen secara tahunan menjadi USD93,08 juta pada akhir September 2023. Rinciannya, penjualan emas dan perak kepada Metalor Technologies Singapore Pte., Ltd melonjak 156 persen menjadi USD82,744 juta.

 

Senada, penjualan emas dan perak ke Beijing Fuhaihua Import and Export Corp Ltd meningkat 17,1 persen menjadi USD4,164 juta. Tapi penjualan emas dan perak ke Aneka Tambang anjlok 85,3 persen yang tersisa USD6,172 juta.  

 

Direktur Utama PSAB, Edi Permadi, mengatakan pencapaian ini didukung sisi operasional yang meningkat dengan mencatatkan jumlah produksi emas sampai September 2023 sebesar 50.151 ons. Hal ini setara peningkatan 7.114 ons atau 16,5 persen dibandingkan pencapaian September 2022, yakni 43.037 ons.

 

Jumlah penjualan emas J Resources hingga September 2023 tercatat 49.198 ons atau meningkat 6.199 ons (14,4 persen) dibandingkan September 2022, sebanyak 42.999 ons.

 

J Resources mencatatkan laba kotor sampai September 2023 sebesar USD51,2 juta atau naik USD19,2 juta dibandingkan September 2022, yaitu USD32 juta. Sementara itu laba operasional USD23,6 juta, melonjak USD16,1 juta dibandingkan September 2022, sebesar USD7,5 juta.

 

"Peningkatan kinerja operasional kami di kuartal III-2023 tercermin dari membaiknya laba setelah pajak dibandingkan Juni 2023. Selain itu, rata-rata jumlah produksi di kuartal I dan II-2023 sebanyak 15 ribu ons, sedangkan di kuartal III meningkat menjadi 20 ribu ons," ujar Edi dalam keterangannya, Rabu (16/11).

 

Pencapaian di kuartal III-2023 ini diklaim sesuai dengan perencanaan yang ditentukan sebelumnya. Diyakini pada kuartal IV-2023 akan terjadi peningkatan produksi yang lebih masif. Produksi per Oktober 2023 mencapai lebih dari 15 ribu ons dan dengan tren produksi harian yang cukup stabil.