EmitenNews.com - Airasia Indonesia (CMPP) paruh pertama 2023 merugi Rp174,21 miliar. Susut 83 persen dari periode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp1,06 triliun. Alhasil, rugi per saham dasar turun menjadi Rp16,30 dari edisi sama tahun sebelumnya senilai Rp99,22.


Pendapatan usaha Rp3,04 triliun, melambung 166 persen dari posisi sama tahun lalu senilai Rp1,14 triliun. Beban usaha bersih Rp3,05 triliun, bengkak dari episode sama tahun lalu Rp2,08 triliun. Itu dari beban bahan bakar Rp1,39 triliun, bengkak dari Rp597,62 miliar. Perbaikan dan pemeliharaan Rp646,95 miliar, bengkak dari Rp243,06 miliar. 


Pelayanan pesawat dan penerbangan Rp455,05 miliar, naik dari Rp96,45 miliar. Penyusutan Rp378,75 miliar, susut dari Rp395,4 miliar. Beban gaji dan tunjangan Rp299,3 miliar, turun dari Rp141,06 miliar. Pemasaran Rp151,66 miliar, bengkak dari Rp83,59 miliar. Beban asuransi Rp34,48 miliar, naik dari Rp33,32 miliar. 


Beban sewa pesawat Rp97,28 miliar, bengkak dari Rp83,28 miliar. Beban usaha lain Rp571,22 miliar, membengkak dari edisi saman tahun lalu senilai Rp15,5 miliar. Rugi usaha Rp3,92 miliar, susut dari Rp939,22 miliar. Pendapatan keuangan Rp458,47 juta, naik dari Rp336,89 juta. Pajak final atas pendapatan keuangan Rp91,69 juta, naik dari Rp67,37 juta. Beban keuangan Rp169,24 miliar, membengkak dari Rp118,35 miliar.


Rugi tahun berjalan Rp173,8 miliar, menipis dari edisi sama tahun lalu Rp1,05 triliun. Defisiensi modal bersih Rp6,98 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu Rp8,81 triliun. Akumulasi rugi Rp13,4 triliun, bengkak dari akhir 2022 senilai Rp13,23 triliun. Total liabilitas Rp13 triliun, bengkak dari akhir 2022 sebesar Rp12,17 triliun. Jumlah aset Rp6,01 triliun, menanjak dari akhir tahun lalu Rp5,35 triliun. (*)