EmitenNews.com - PT Timah (TINS) tiga bulan pertama 2022 mencatat laba Rp601 miliar atau naik 5.713 persen dari periode sama tahun lalu. Itu berkat lonjakan harga logam timah, dan sukses menekan biaya operasional. Pendapatan Rp4,4 triliun atau naik 80 persen dari periode sama tahun lalu.


Laba operasi Rp885 miliar, meningkat 575 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp131 miliar. EBITDA tercatat Rp1,1 triliun, menanjak 213 persen dari edisi sama tahun lalu Rp347 miliar. Produksi bijih timah tercatat 4.508 ton atau turun 11 persen dibanding periode sama tahun lalu 5.037 ton.


Nah, 35 persen atau 1.583 ton dari angka tersebut dari penambangan darat, sedang sisa 65 persen atau 2.925 ton dari penambangan laut. Produksi logam timah turun 8 persen menjadi 4.820 ton dari periode sama tahun lalu 5.220 ton. Penjualan logam timah tercatat 5.703 ton atau turun 4 persen dibanding periode sama tahun lalu 5.912 ton.


Harga jual rata-rata logam timah USD43.946 per Mton atau naik 76 persen dibanding periode sama tahun lalu USD24.992 per Mton. Selanjutnya, perseroan berusaha meningkatkan volume produksi sesuai target. ”Kami akan tingkatkan produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore,” tutur Krisna Sjarif, Direktur Keuangan Timah.


Aset Rp14,4 triliun atau turun 2 persen dibanding akhir 2021 senilai Rp14,7 triliun. Liabilitas Rp7,4 triliun, terkoreksi persen dibanding akhir tahun lalu Rp8,4 triliun. Ekuitas naik 11 persen menjadi Rp7 triliun dibanding akhir tahun lalu Rp6,3 triliun. (*)