EmitenNews.com - PT Cisadane Sawit Raya Tbk. (CSRA) hingga semester I-2022 hasil kinerja yang memuaskan dan menguntungkan. Sehingga Laba bersih  meningkat 113,3% menjadi Rp178,01 miliar atau naik dua kali lipat dari Rp83,45 miliar dibandingkan semester I 2021.

 

Iqbal Prastowo Corporate Secretary PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) dalam rilisnya Selasa (9/8) mengungkapkan, hingga semester I-2022, pendapatan neto melonjak 34,1 persen di tengah mulai turun nya harga CPO menjadi Rp521,54 miliar, dari Rp388,88 miliar dibandingkan semester I-2021.

 

Selain kemampuan dalam menjaga kinerja produktivitas optimal di semua lini produksi, pencapaian ini diakibatkan oleh tingginya produksi TBS internal yang lebih ekonomis, serta lebih rendahnya pembelian TBS dari eksternal.

 

Beban Keuangan dan Beban Lain nya Tetap Terkendali sehingga mencatatkan Laba Kotor pada 1H22 tercatat menguat 74,6% menjadi Rp349,12 miliar dari Rp199,96 miliar di 1H21.

 

Margin Kotor menguat menjadi 66,9% di 1H22 dari 51,4%. Efisiensi yang konsisten terjaga membuat Laba Operasional 1H22 juga meningkat 80,7% menjadi Rp258,23 miliar, dengan kenaikan margin operasional menjadi 49,5% dari 36,7% pada periode yang sama tahun lalu.



Iqbal menambahkan, pasar global juga dibanjiri dengan produk minyak nabati dari Amerika dan Eropa, ditengah pelemahan permintaan terkait adanya isu resesi. Konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan juga menyumbangkan faktor risiko volatilitas harga di tahun 2022-2023.

 

Sebagai komoditas, harga CPO memang sangat tergantung dari kondisi penawaran dan permintaan di seluruh dunia. Harga jual rata-rata menunjukkan tren yang terus meningkat sejak tahun 2020 hingga mencapai nilai tertinggi secara historis di bulan Maret 2022 yang lalu.

 

Namun pada Mei dan Juni 2022, harga referensi CPO menurun tajam. Kemungkinan tarik ulur harga masih akan terus terjadi di semester kedua tahun ini dengan adanya kemajuan pada distribusi rantai pasok. Walaupun harga CPO saat ini masih dalam harga keekonomian, kondisi yang fluktuatif ini harus menjadi perhatian. Perusahaan memandangan perlunya memperkuat prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.

 

Pada semester kedua kondisi ketidakpastian terkait dengan isu makroekonomi dan geopolitik kemungkinan masih bertahan, sehingga Perusahaan akan tetap prioritas untuk memperkuat pertumbuhan organik dengan mempercepat pembangunan PKS-2 di kabupaten Tapanuli Selatan overhaul PKS-1 di kabupaten Labuhan Batu dan penanaman kelapa sawit di landbank region Sumatera Selatan sebagaimana telah dijadwalkan.