EmitenNews.com -PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kembali menegaskan komitmennya terhadap penerapan isu lingkungan, sosial, tata kelola (environmental, social, governance/ESG) dalam lingkup operasional bisnisnya.

 

Komitmen tersebut diwujudkan lewat tiga isu utama, yaitu deforestasi, emisi karbon, dan keanekaragaman hayati (biodiversity).

 

"Tiga isu tersebut penting dan menjadi tantangan kami, karena area operasional perusahaan yang berada di wilayah yang kaya keanekaragaman hayati dan garis Wallace," ujar Chief Executive Officer INCO , Febriany Eddy, dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF).

 

Menurut Febrianty, isu keberlanjutan bagi INCO bukan hanya sebagai program atau inisiatif, melainkan sudah menjadi bagian penting dari kinerja perusahaan.

 

"Apa yang kami lakukan, baik dalam bentuk kebijakan maupun program, aspek keberlanjutan serta dampaknya, selalu menjadi pertimbangan. Sustainability telah menjadi bagian dari nilai-nilai perusahaan, tujuan dan perilaku," tutur Febrianty, dalam forum tersebut.

 

Febrianty menjelaskan, dari wilayah konsesi pertambangan seluas 118.000 hektare, hanya 48 persen saja yang bisa ditambang. Dan dari 48 persen area tersebut, 90 persen diantaranya merupakan hutan lindung.

 

"Jadi bisa dibayangkan tantangan yang kami hadapi, bekerja di wilayah kerja yang 90 persen merupakan hutan lindung dan sangat kaya akan keanekaragaman hayati," ungkap Febrianty.

 

Dengan kondisi seperti itu, INCO dikatakan Febrianty telah melakukan sejumlah inisiatif strategis, seperti aktif melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif.

 

Targetnya, 70 persen lahan akan direklamasi hingga tahun 2025. Dalam mengejar target tersebut, INCO mengedepankan perencanaan terpadu pertambangan, mulai membuka tambang sampai menutup tambang di waktu yang sama.