EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mix diselingi aksi profit taking. Menilik potensi bursa regional masih koreksi, dan depresiasi rupiah, potensi investor asing kembali membukukan net sell.


Selain itu, kekhawatiran pelemahan ekonomi masih membayangi Indeks. Di mana, retail sales mengalami perlambatan, dan consumer confident melemah. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 6.900, dann resisten 6.960,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Rabu (12/10).


Secara teknikal, Indeks break support level 6.996. Oleh karena itu, Indeks rawan koreksi dan menuju support terdekat di level 6.860. Volume jual tinggi dengan MACD, dan stochastic masih death cross. Namun, beberapa saham memiliki potensi naik perdagangan hari ini antara lain ICBP, CPIN, BDMN, PNLF, ENAK, BRPT, INTP, dan MIKA.


Kemarin, indeks kembali minus 0,79 persen menjadi 6.939. Beberapa sektor mengalami koreksi antara lain sektor technology turun 2,15 persen, sektor transportasi dan logistik minus 0,85 persen, dan sektor infrastruktur anjlok 0,82 persen. Investor asing membukukan net sell di pasar regular Rp45,74 miliar dengan saham paling banyak dijual TLKM, BBCA, dan ARTO.


Sementara itu, tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup mix. Hanya Dow Jones mengalami penguatan 0,12 persen. Bank of England memberi isyarat akan mengintervensi pasar obligasi dengan membeli obligasi pemerintah. Itu dilakukan untuk menghindari aksi jual fund besar menghindari risiko kebangkrutan di tengah ketidakstabilan ekonomi dengan harapan menjaga harga tetap stabil.


Pagi ini, bursa Asia sudah menyusuri zona merah. Indeks Nikkei 225 mengalami koreksi 0,15 persen, dan Kospi melemah  0,19 persen. Pagi ini, para pelaku pasar akan merespons keputusan bank sentral Korea Selatan yang menaikkan suku bunga 0.5 basis points (bps) menjadi 3 persen. (*)