EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu (22/12) masih sepi sentimen. Sepanjang perdagangan indeks akan mengekor bursa Asia. Kalau bursa Asia naik, potensi IHSG untuk menguat sangat terbuka. 


IHSG hari ini mengikuti gerak bursa regional khususnya Asia yang sudah menguat, dan bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup kompak naik. Investor juga mencermati kebijakan travel restriction dari pemerintah di tengah lonjakan kasus Covid-19 Eropa menjadi kekhawatiran para investor di tengah liburan akhir tahun. 


IHSG hari ini, diperkirakan bergerak bervariasi namun cenderung menguat dengan rentang support 6.500, dan resisten 6.580. ”IHSG hari ini, sepi sentimen, dan tergantung gerak bursa regional Asia,” tutur Lukman Hakim, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia. 


IHSG kemarin diperdagangkan cukup berfluktuasi. Menguat 0,11 persen menjadi 6.554,30. IHSG mengekor bursa regional Asia mengalami penguatan namun sempat melemah karena capital outflow Asing pasar regular terus membukukan net sell. Lompatan IHSG itu, didukung sektor industri naik 1,16 persen, sektor properti menguat 0,85 persen, dan energy surplus 0,71 persen. Investor asing mencatatkan net sell Rp240 miliar, dengan saham-saham paling banyak di distribusi BBRI, ASII, dan BBYB.


Ada perlawanan dari para investor bullish pada perdagangan kemarin, sehingga IHSG dapat bergerak lebih tinggi. Candle terbentuk pada perdagangan IHSG kemarin hampir membentuk pola matching low, sinyal reversal bullish. Saham-saham memiliki potensi menguat pada perdagangan hari ini AMRT, HOKI, MITI, UNTR, WIKA, UNVR, dan ADHI.


Bursa AS ditutup kompak menguat. Penguatan dipimpin Nasdaq 2,40 persen, setelah pasar terjadi oversold, bursa AS kembali bangkit di tengah kekhawatiran Covid-19. Pemerintah AS cukup tanggap membuat kebijakan melakukan travel ban dari negara Afrika, dan 7 negara tetangga terdampak varian baru.


Sementara itu, bursa Asia kompak dibuka dengan ceria. Nikkei Jepang positif 0,34 persen, dan Kospi Korea Selatan (Korsel) dibuka naik 0,60 persen. Para investor merespons stimulus China menurunkan suku bunga pinjaman. Hari ini, investor akan menunggu hasil meeting bank sentral Jepang terkait kebijakan moneter. (*)