1. Pastikan penggunaannya benar-benar untuk kondisi darurat

Keluarga yang tertimpa kemalangan, kondisi kendaraan rusak yang tidak ditanggung oleh asuransi, atau penghasilan yang terhenti akibat sakit, adalah beberapa contoh kondisi yang membutuhkan pengeluran ekstra, diluar dari pengeluaran bulanan.

Pengeluaran-pengeluaran seperti ini boleh menggunakan dana darurat. Termasuk genteng bocor, kompor gas yang mendadak rusak, kulkas yang harus diganti, dan lain-lain. Tapi tetap, harus dalam kondisi yang benar-benanr membutuhkan penangangan segera.

Kulkas tentunya berhubungan dengan makanan harian. Begitu juga dengan kendaraan. Midnight sale dan merk favorit yang sedang diskon bukanlan kondisi yang membutuhkan dana darurat. Jadi pastikan memang dana darurat ini dipergunakan untuk kondisi yang benar-benar mendesak.


  1. Prioritaskan dana darurat dan asuransi sebelum investasi

Investasi bisa dilakukan kapan saja dan harus dengan dana dingin. Sementara kondisi darurat biasanya terjadi tiba-tiba, dan bisa kapanpun. Malah biasanya pada saat kita sedang lengah. Untuk itu prioritaskanlah pengadaan dana darurat sebelum Anda mulai berinvestasi. Karena, kita tidak akan pernah tahu kapan kondisi darurat itu terjadi.


Tapi kalau misalnya Anda merasakan jumlah dana darurat yang Anda butuhkan terlalu besar, sementara Anda juga memiliki beberapa tujuan keuangan yang membutuhkan perhatian, maka setelah dana darurat terpenuhi sedikitnya 50%, Anda boleh membagi dana untuk dana darurat dan investasi dengan porsi 50%-50%, sehingga dana darurat dan investasi dipenuhi bersamaan. Setidaknya dengan demikian Anda tidak kehilangan waktu yang berharga untuk berinvestasi.