EmitenNews.com - PT Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) sepanjang kuartal IV-2022 mencatat dana kelolaan Rp33,42 triliun. Merosot 4,4 persen dari periode sama Juni 2021 sejumlah Rp34,95 triliun. 


Secara kuartalan juga menukik 6,4 persen dari 31 Maret 2022 di kisaran Rp35,71 triliun. Ashmore asset mengalami arus keluar dana kelolaan Rp1,1 triliun pada triwulan ini terutama di tema investasi pendapatan tetap, dan juga penurunan kinerja Rp1,2 triliun disebabkan penurunan nilai pasar dari puncaknya pada Maret. 


Rata-rata dana kelolaan periode satu tahun terakhir mengalami kenaikan 16,1 persen menjadi Rp36,3 triliun dari periode sama akhir tahun buku Juni 2021 senilai Rp31,3 triliun. Setelah mengalami kinerja positif selama enam triwulan secara beruntun, pasar saham Indonesia mengalami koreksi 2 persen  pada triwulan ini. Itu mengikuti pergerakan pasar saham dunia dipicu aksi profit taking, dan penurunan risiko setelah inflasi Amerika Serikat (AS) lebih tinggi dari diestimasi.


Namun demikian, hal tersebut masih bisa dianggap penurunan sehat, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami lompatan 15 persen secara tahunan, dan menjadi salah satu pasar saham dengan kinerja terbaik dunia sepanjang periode tersebut. Tidak jauh berbeda, kinerja pasar obligasi juga terkena imbas pengetatan kebijakan Bank Sentral AS yaitu the federal reserve (the Fed) pada triwulan ini. Itu mendorong imbal hasil obligasi 10-tahun sebanyak 48 basis points (bps) secara kuartalan, dan naik 63 bps secara tahunan ke posisi 7,2 persen. Sementara itu, rupiah juga mengalami pelemahan 3,5 persen pada periode tersebut. 


Arus keluar dialami Ashmore Asset sebesar Rp1,1 triliun pada triwulan terakhir terutama karena ada rotasi dari tema aset pendapatan tetap, dan juga secara keseluruhan kinerja kelas aset cukup lemah. Sementara itu, setelah kinerja positif yang konsisten, Ashmore Asset menerima arus masuk dana kelolaan Rp1,5 triliun menuju tema investasi saham. 


”Meski keadaan makro ekonomi dunia memburuk baru-baru ini, dan sentimen mencerminkan kekhawatiran akan resesi, ekonomi Indonesia telah diuntungkan menjadi pengekspor komoditas, mengarah pada surplus perdagangan struktural, dan mata uang relatif stabil. Dengan latar belakang domestik kuat ini, volatilitas pasar memberi peluang Ashmore Indonesia untuk mengidentifikasi nilai, dan memberikan kinerja investasi jangka panjang bagi klien,” tutur Ronaldus Gandahusada, Presiden Direktur PT Ashmore Asset. 


Perusahaan juga terus berhasil berinovasi. Itu ditunjukkan dengan kemitraan strategis digital dengan Bukalapak, melalui aplikasi bMoney, yang kini mengelola reksa dana AUM senilai Rp1 triliun dengan total pengguna 488 ribu. ”Oleh karena itu, Ashmore Asset memiliki posisi baik untuk terus menghasilkan nilai bagi para pemangku kepentingan sekaligus menjadi pengelola aset paling terpercaya di Indonesia,” tegasnya. (*)