EmitenNews.com - Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel (MTEL) menyisakan dana initial public offering (IPO) senilai Rp3,12 triliun. Dana tersebut bersarang pada sejumlah lembaga perbankan. Penempatan pada sejumlah bank itu dibalut dengan beragam tingkat bunga atau bagi hasil.


Penempatan dana dengan durasi bulanan itu dilabeli tingkat bunga atau bagi hasil pada kisaran 4-6 persen. Pemberi bunga terbesar yaitu Bank BSI (BRIS), Bank Mega (MEGA), dan Bank Muamalat yaitu 6 persen. Dan, Bank Mandiri hanya 4 persen per bulan. Ingat, jangka waktu penyimpanan yaitu bulanan.


Setidaknya, Mitratel membiakkan dana sisa IPO pada delapan bank. Yaitu Bank Mandiri (BMRI) Rp80 miliar dengan bunga atau bagi hasil 4 persen. Bank Permata (BNLI) Rp429,87 miliar dengan bunga alias bagi hasil 4,75 persen. Lalu, Bank BRI (BBRI) Rp200 miliar dengan bunga 5 persen. Bank BSI (BRIS) Rp150 miliar dengan banderol bunga 6 persen.


Selanjutnya, Bank DKI Rp400 miliar dengan bunga atau bagi hasil 5,75 persen. Bank Muamalat Rp400 miliar dengan label bunga alias bagi hasil 6 persen. Kemudian, Bank BJB (BJBR) senilai Rp700 miliar dengan bunga alias bagi hasil 5,60 persen. Dan, Bank Mega (MEGA) sejumlah Rp850 miliar dengan banderol bunga atau bagi hasil 6 persen. 


Sekadar informasi, pada 22 November 2021 Mitratel meraup dana IPO bersih Rp18,46 triliun. Dana terserap untuk belanja modal anorganik Rp13,48 triliun dari rencana awal Rp16,61 triliun. Lalu, untuk modal kerja Rp1,84 triliun dari skema awal Rp1,84 triliun alias terserap 100 persen. 


Jadi, rencana penggunaan dana dialokasikan Rp18,46 triliun, dan ternyata hanya terealisasi sejumlah Rp15,33 triliun. Artinya, terdapat Sisa Dana IPO sebesar Rp3,12 triliun. Dan, dana sisa tersebut ditempatkan pada sejumlah lembaga perbankan dengan beragam instrumen investasi. (*)