MK Putuskan Sistem Pemilu Tetap Proporsional Terbuka, Seorang Hakim Dissenting Opinion
Mahkamah Konstitusi memutuskan sistem pemilu tetap proporsional terbuka. dok. Jawa Pos Group.
Dalam gugatannya, para penggugat menilai sistem proporsional terbuka membawa lebih banyak keburukan. Pasalnya, calon legislatif dari satu partai akan saling sikut untuk mendapatkan suara terbanyak.
Di luar itu, menurut para penggugat sistem itu juga memunculkan politik uang karena caleg berebut mendapatkan nomor urut paling kecil. Hal itu membuat kader partai yang lebih berpengalaman kalah dengan mereka yang populer dan punya modal besar.
Dalam pertimbangan putusannya, Mahkamah mempertimbangkan implikasi dan implementasi penyelenggaraan pemilu tidak semata-mata disebabkan oleh pilihan sistem pemilu. Hakim konstitusi Sadli Isra mengatakan dalam setiap sistem pemilu terdapat kekurangan yang dapat diperbaiki dan disempurnakan tanpa mengubah sistemnya.
Sadli Isra menyebutkan, perbaikan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pemilu dapat dilakukan dalam berbagai aspek, mulai dari kepartaian, budaya politik, kesadaran dan perilaku pemilih, hingga hak dan kebebasan berekspresi. ***
Related News
Pengembangan Kasus Minyak Mentah, Kejagung Duga Riza Chalid Terlibat
Dirut Victor Kena Cekal dalam Kasus Pajak, Djarum Hormati Proses Hukum
KPK Buka Peluang Sungai Budi Group jadi Tersangka Korporasi
Nikmati Liburan Akhir Tahun, Jajal Program Diskon Tiket Transportasi
Balik dari Singapura, KPK Temukan Peran Broker dalam Kasus Petral
Kasus Pembangunan Jalan di Sumut, KPK Sasar Penerima Suap Lain





