EmitenNews.com - Gajah Tunggal (GJTL) sepanjang 2022 tekor Rp181,38 miliar. Melorot 325 persen dari periode sama tahun sebelumnya dengan koleksi laba Rp80,49 miliar. Alhasil, rugi per saham dasar emiten jagoan Lo Kheng Hong itu menjadi Rp52 per lembar dari episode sama tahun sebelumnya laba Rp23 per eksemplar.


Sebetulnya, penjualan bersih menanjak 11 persen menjadi Rp17,17 triliun dari posisi sama 2021 sebesar Rp15,34 triliun. Beban pokok penjualan Rp14,81 triliun, bengkak 12 persen dari edisi sama 2021 sebesar Rp13,21 triliun. Laba kotor Rp2,35 triliun, naik tipis 10 persen dari edisi sama 2021 senilai Rp2,13 triliun. 


Beban penjualan Rp1 triliun, naik dari Rp759 miliar. Beban umum dan administrasi Rp636,61 miliar naik dari Rp636,19 miliar. Beban keuangan Rp628,93 miliar, turun dari Rp801,88 miliar. Kerugian kurs bersih Rp239,13 miliar bengkak dari Rp68,11 miliar. Bagian rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama Rp106,78 miliar bengkak dari Rp18,14 miliar. Penghasilan bunga Rp51,83 miliar, turun dari Rp55,54 miliar. 


Keuntungan dan kerugian lain-lain Rp28,68 miliar turun dari Rp189,37 miliar. Rugi sebelum pajak Rp188,29 miliar, longsor 299 persen dari edisi sama 2021 sebesar Rp94,24 miliar. Beban pajak Rp2,28 miliar, turun dari Rp20,21 miliar. Rugi bersih tahun berjalan Rp190,57 miliar, terjun bebas 357 persen dari periode sama 2021 untung sejumlah Rp74,02 miliar. 


Jumlah ekuitas Rp7,22 triliun, menanjak dari posisi sama 2021 sebesar Rp7,14 triliun. Total liabilitas Rp11,79 triliun, melejit dari episode sama akhir 2021 senilai Rp11,25 triliun. Jumlah aset Rp19,01 triliun, melonjak dari posisi sama tahun sebelumnya sebesar Rp18,40 triliun. (*)