EmitenNews.com -  PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) properti emiten milik Aguan dan Salim Grup resmi mengantongi persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) III alias right issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 9 Oktober 2025.

Rapat dinyatakan kuorum dengan kehadiran 68,8% saham atau 1,17 miliar lembar saham dengan hak suara sah. Mayoritas pemegang saham—65,59% suara—menyetujui rencana penambahan modal melalui penerbitan maksimal 1,21 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Christy Grassela Corporate Secretary PANI dalam keterangan resmi Senin (13/10) menjelaskan, aksi korporasi ini akan dilakukan sesuai POJK No. 32/2015 tentang penambahan modal dengan HMETD, sebagaimana diubah melalui POJK No. 14/2019. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk menambah penyertaan saham pada entitas anak, antara lain:

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk melalui pembelian saham milik PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya, serta pengambilan saham baru pada PT Panorama Eka Tunggal, PT Cahaya Inti Sentosa, dan PT Karunia Utama Selaras.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi PANI untuk memperkuat struktur permodalan dan memperluas kepemilikan di lini pengembangan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) dan sekitarnya.

Rapat juga memberikan wewenang penuh kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk menetapkan detail pelaksanaan PMHMETD III, termasuk rasio, harga pelaksanaan, jadwal, serta penggunaan dana hasil penerbitan saham.

Sebagai informasi, sebelumnya PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), emiten properti milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan dan Salim Grup, berencana melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue tahap III.

Berdasarkan prospektus, PANI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,21 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham. Harga pelaksanaan dan jumlah final saham baru akan diumumkan dalam prospektus yang akan diterbitkan kemudian.

Berdasarkan analisis Kantor Akuntan Publik dan auditor independen, aksi korporasi ini diperkirakan dapat menghimpun dana segar hingga Rp16,7 triliun.

Manajemen PANI menjelaskan, dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan memperluas investasi pada sejumlah entitas anak.
Sebagian besar dana akan dialokasikan untuk menambah penyertaan saham di PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) melalui pembelian hingga 44,1% saham milik PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya.

Sementara sisanya akan digunakan untuk menambah modal di beberapa anak usaha lainnya, yakni PT Cahaya Inti Sentosa (CISN), PT Karunia Utama Selaras (KUS), dan PT Panorama Eka Tunggal (PET).


PANI, pada perdagangan hari ini Senin (13/10) turun 1.150 poin atau melemah 7,8 persen di level Rp13.600 per lembar.

PANI dalam sebulan terakhir turun 0,1 persen dari harga Rp13.700 pada 15 September 2025.

Dalam enam bulan PANI naik 41,4 persen dari Rp9.600 pada 14 April 2025. Secara tahunan (YTD) PANI turun 21,6 persen dari harga Rp17.325 pada 2 Januari 2025.