EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,85 persen menjadi 8.025. Itu sejalan keputusan BI dalam rapat dewan gubernur (RDG) menyesuaikan BI Rate 25 basis points (bps) menjadi 4,75 persen. 

Keputusan tersebut di luar ekspektasi konsensus dengan prediksi BI Rate tetap dipertahankan di level 5 persen. Secara kumulatif, hingga September 2025, BI telah memangkas suku bunga acuan 125 bps sepanjang tahun ini hingga mencapai level terendah sejak Oktober 2022. 

Penurunan suku bunga itu, seiring prediksi inflasi dalam kisaran target BI, rupiah stabil, dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit Agustus 2025 sebesar 7,56 persen dari edisi Juli 2025 di level 7,03 persen, merupakan kenaikan pertama setelah selama lima bulan berturut-turut mengalami perlambatan. 

Di sisi lain, Bank of England diperkirakan  mempertahankan suku bunga acuan pada level 4 persen, setelah pada bulan sebelumnya menurunkan suku bunga 25 bps dari 4,25 persen. Level tersebut merupakan level terendah sejak Maret 2023. Investor Amerika Serikat (AS) mencermati data initial jobless claims pekan lalu diperkirakan turun menjadi 240 ribu dari 263 ribu di pekan sebelumnya. 

Sementara investor Jepang mencermati data inflasi Agustus 2025 diperkirakan melandai menjadi 2,8 persen dari periode Juli 2025 di level 3,1 persen YoY. Secara teknikal, indeks berhasil ditutup di level tertinggi baru, didukung indikator modern MACD menunjukkan pembentukan positive slope diikuti golden cross. 

Menyusul kondisi tersebut, indeks ditaksir melanjutkan penguatan. Sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 18 September 2025, indeks akan mengitari area support 8.000, dan resistance 8.150. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor menyerap saham BBNI, ARTO, BSDE, SMRA, PWON, dan PTPP. (*)