EmitenNews.com -Selama sembilan bulan pertama tahun ini, total penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp91,8 triliun yang sebesar 62,7 persen dimanfaatkan oleh perusahaan penerbit sebagai dana belanja modal (capex).

 

Senior Vice President Non-financial Institution Ratings PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Niken Indriarsih mengatakan, dari total penerbitan surat utang yang sebesar Rp91,8 triliun tersebut, instrumen obligasi dan sukuk paling mendominasi, yakni senilai Rp89,3 triliun atau menurun dibanding sembilan bulan pertama di 2022 yang mencapai Rp127,4 triliun.

 

"Penerbitan Efek utang lainnya, yaitu sekuritisasi menunjukkan tren peningkatan. Namun, penerbitan MTN (medium term notes) hingga Kuartal III-2023 masih menunjukkan penurunan, yaitu sebesar Rp1,7 triliun dibandingkan Rp4,7 triliun per Kuartal III-2022," kata Niken saat Press Conference Pefindo di Jakarta, Rabu (25/10).

 

Dia menyebutkan, pada Kuartal III-2023, pangsa pasar Pefindo dalam pemeringkatan surat utang masih tetap mendominasi, yakni sebesar Rp74,9 persen. "Untuk periode Januari-September 2023, penerbitan surat utang korporasi yang terbesar tetap di sektor multifinance senilai Rp27,49 triliun, diterbitkan oleh 19 perusahaan," ujar Niken.

 

Selanjutnya, sektor pulp and paper mencapai Rp11,67 triliun yang diterbitkan oleh empat perusahaan dan sektor telekomunikasi sebesar Rp9,02 triliun yang juga diterbitkan oleh empat perusahaan. Lalu, sektor lembaga keuangan khusus sebesar Rp7,38 triliun, sektor pembiayaan non-multifinance Rp7,24 triliun, pertambangan Rp6,56 triliun dan perbankan Rp6,1 triliun.

 

Lebih lanjut Niken mengungkapkan, per 30 September 2023, Pefindo sudah menerima mandat pemeringkatan atas rencana penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp49,54 triliun, dengan rencana penerbitan terbesar dari sektor perbankan sebesar Rp12,9 triliun oleh empat perusahaan, lalu sektor pulp and paper Rp9,95 triliun (4 perusahaan) dan perusahaan induk Rp5,9 triliun (3 perusahaan).